Posts

Showing posts from October, 2020

Otonomi dan Perjuangan Pribumi Indian

Image
  Harian Independen SINGGALANG (10): Otonomi dan Perjuangan Pribumi Indian Oleh Shofwan Karim, Ketua PWM Sumbar, International Visitor Leadership Program, 2005             Kemarin, Kamis (19/5) kami berkunjung ke Komunitas Indigenous (Pribumi) Indian Amerika di Pueblo.   Komunitas berjarak 30 menit bermobil dari Santa Fe, ibukota New Mexico itu di hampari dataran tinggi gersang dengan flora seperti cemara yang tumbuh tidak merata. Komunitas berpenduduk pada   awal abad ini (1904) hanya 92 orang itu kini sudah seribu orang. Pueblo   mendapat otonomi khusus dari negara. Pemimpin tertinggi secara bersama mereka pilih langsung dan menamakannya gubernur.   Bersamaan, mereka tetap ikut memilih pada Pemilu federal dan local Amerika.      Gilbert Sanchecz (lk 60 tahun) memaparkan banyak hal. Mereka punya aturan dan hukum sendiri. Hanya bila ada pihak lain yang melewati tanah mereka sekitar dua juta hektar persegi di sekitar kampungngya itu, maka akan ada kesulitan. Pemimpin dan akt

Kepariwisataan Nanjing yang Menjual (5)

Image
  Catatan perjalan dari China (5): Kepariwisataan Nanjing yang Menjual   Oleh Shofwan Karim Ada bermacam kategori kunjungan ke suatu Negara. Mulai dari kunjungan sosial budaya, kunjungan bisnis, kunjungan poliitik, pemerintahan, kenegaraan, kunjungan keluarga, kunjungan ilmiah, kunjungan jurnalistik,   konferensi, seminar, simpoisum, studi dan kunjungan wisata. Walaupun kunjungan wisata ( tourism ) disebutkan satu kategori, namun di dalam praktiknya semua kategori kunjungan tadi mengandung makna kepariwisataan.    Setiap pebisnis, setiap pejabat, setiap ilmuwan, setiap budayawan atau siapa pun yang berkunjung untuk kepentingan apa saja ke suatu negeri selalu ingin menyempatkan diri melihat keunikan, cagar budaya, tempat bersejarah, atraksi budaya, museum, perpustakaan, shoping centre , restoran, taman, universitas, tempat ibadah,    dan seterusnya. Semuanya itu   pada dasarnya merupakan   wujud nyata kepariwisataan. Pokoknya substansi dasarnya adalah setiap perjalanan ke

Muslim Cina Berbahasa Arab (China.4)

Image
  Muslim Cina   Berbahasa Arab (China.4) Oleh Shofwan Karim Nanjing (Singgalang, 23/10/2008). Kemarin, di Mausoleum DR. Sun Yat-sen, di sudut lain Nanjing, setelah mendaki jalan besar yang disetiap level ada gedung dan gerbang pada tingkatan lapangan ketiga, penulis dan isteri bertemu Muslim Cina. Seorang ayah membawa dua orang anaknya. Kami   mengenal Shafia yang memakai jilbab.   Tak tahan untuk menyapa mula-mula kami berbahasa Inggris. Tetapi Ahmad, putra sang bapak yang sedang mengupas buah apel, langsung menyambut dengan Bahasa Arab. Muhammad, sang Ayah, kemudian meminta kami ikut makan apel yang dikupas anaknya. Semua dalam bahasa Arab. Tentu saja ini suatu yang menghibur dan bersyukur. Ingatan melayang ke nostalgia   kuliah   di Jurusan Bahasa Arab IAIN di awal pernikahan kami dulu. Upaya Berbahasa Arab ini di Universitas Muhammadiyah sekarang tengah diprogramkan dengan kerjasama Asian Muslim Charity Foundation. UMSB, di samping memiliki 7 fakultas umum: ekonomi, hukum,