Posts
Showing posts from 2016
Catatan dari Vietnam (5) : Perantau Minang Generasi ke-4
- Get link
- X
- Other Apps
Catatan dari Vietnam (5) : Perantau Minang Generasi ke-4 Oleh Shofwan Karim Diujung horison, di bawah kaki langit, generasi Minang berlari mengejar harapan. Sulaiman (60 th), satu di antaranya. Suami dari Maryam ini, mempunyai 10 orang Saudara. Dengan Maryam, dia mempunyai 10 orang putra-putri pula. Yang lain adalah Indra (35 th). Seorang ibu, mempunyai 2 putra dan 2 putri. Hidup dinegeri yang jauh. Indra kawin dengan Muhammad Ali atau nama Vietnam-nya Ho Math Aly, asli warga Vietnam. Mereka bertemu di Yogyakarta ketika kuliah di UGM, 14 tahun lalu. Sulaiman dan Indra adalah contoh, diaspora urang awak yang menjelajahi kulit bumi sejak berabad-abad lalu. Mereka mewakili pula diaspora bangsa Indonesia. Menurut catatan Kongres Diaspora (istilah diaspora sekarang diganti dengan warga, keturunan dan masyarakat Indonesia yang berada di berbagai negara di dunia. Ini kata Albusyra Basnur, Direktur Diplomasi Publik, Kemenlu, 1 Desember 2016 pada Rakor LHKI PP Muhmmadiyah di
Wakil Dubes AS Mengaku Senang di Padang, Ini Alasannya
- Get link
- X
- Other Apps
Wakil Dubes AS Mengaku Senang di Padang, Ini Alasannya Posted By Singgalang Padang - 23 Agustus 2016 159 Komentar Dinonaktifkan Wakil Duta Besar AS untuk Indonesia, Brian McFeeters bersama sejumlah tokoh Sumbar (lenggogeni) PADANG – Wakil Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk Indonesia, Brian McFeeters mengaku senang dengan Kota Padang. Rasa senangnya semakin lengkap ketika bisa bertemu sejumlah tokoh di daerah ini. “Saya senang dapat berkunjung ke Padang.” Begitulah kalimat yang terlontar dari Brian McFeeters saat bertemu dengan sejumlah tokoh masyarakat di Padang, Selasa (23/8). Di antara tokoh yang bertemu dengannya adalah Basril Djabar, Masoed Abidin, Shofwan Karim, Darman Moenir, Rosnely dan lainnya. Selama dua hari di Padang, 22-23 Agustus, McFeeters didampingi Wakil Konsul AS untuk wilayah Sumatera yang berpusat di Medan, Juha Salin dan Wakilnya, Tamra Greig. Selama kunjungan ia juga bertemu dengan Gubernur Sumatra Barat, Irwan Prayitno, dosen dan mahasiswa Universitas
Menjadi Mahasiswa Terjun Bebas Bak Sepasang Merpati
- Get link
- X
- Other Apps
Surat Shofwan Karim dari London (1): Menjadi Mahasiswa Terjun Bebas Bak Sepasang Merpati Sahabatku H. Darlis, Zaili, Hasril dan Eko. Hari Senin 26/7 kami berangkat dari Bandara Lama Internasional Kairo. Bandara ini khusus basis penerbangan Egypt Air. Penerbangan lain dari berbagai perusahan seluruh dunia terletak pada Bandara Baru. Kami berangkat ke London dengan MS 777 pukul 14.05 waktu Kairo. Kami sampai di Terminal Heathrow London seyogyanya menurut tulisan di tiket adalah pk. 17.05 waktu setempat. Penerbangan ditempuh 4 jam 55 menit. Akan tetapi, menurut Eddy Pratomo, SH, MA, Deputy Chief of Mission, atau wakil Duta Besar RI di London, kami terlambat. Ia telah berada di airport menjemput kami sesuai jadwal. Tetapi pesawat kami terlambat 45 menit. Meskipun kami sudah di London, tetapi pikiran saya masih di Kairo. Ada tiga hal lain tentang Kairo yang akan saya ceritakan. Pertama soal suka-duka mahasiswa Indonesia umumnya dan khususnya Minang di Mesir. Kedua tentang
RESOLUSI SEMINAR MASA DEPAN DEMOKRASI DAN GERAKAN ISLAM DI NUSANTARA
- Get link
- X
- Other Apps
Dengan Nama Allah yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang RESOLUSI SEMINAR MASA DEPAN DEMOKRASI DAN GERAKAN ISLAM DI NUSANTARA Anjuaran SEKRETARIAT HIMPUNAN ULAMA RANTAU ASIA (SHURA) Dengan kerjasama TERAS Pengupayaan Melayu Jamaah Islah Malaysia 20 Jamadil Akhir 1425H bersamaan 7 hb Ogos 2004 Di Anjung Rahmat, Gombak, Kuala Lumpur. BERASASKAN petunjuk dari Firman Allah: Surah Syura : 38 Surah Al-Imran: 159 KAMI perwakilan dan peserta seramai 150 orang yang hadir dan berpartisipasi dalam Seminar Masa Depan Demokrasi dan Gerakan Islam di Nusantara pada 7 hb Ogos 2004 bersamaan 20 Jamadil Akhir 1425H terdiri dari wakil berbagai organisasi Islam , badan bukan kerajaan (NGO) serta aktivis Islam dari kalangan ulama’, ahli akademik, cendekiawan, ahli politik , ahli professional, mahasiswa dan wartawan dari beberapa Negara iaitu Malaysia, Indonesia, Singapura, Thailand dan Kemboja telah berbahas, mengkaji dan menilai kedudukan umat Islam dalam