tag:blogger.com,1999:blog-303917572024-03-06T03:02:50.832+07:00Shofwan Karim IVLPShofwan Karim, International Visitor Leadership Program (IVLP) Grassroots Democracy, 2005 in USA. Living in peace and harmony within diversity and multi cultural society.shofwankarim.blogspot.comhttp://www.blogger.com/profile/03877012215671288517noreply@blogger.comBlogger118125tag:blogger.com,1999:blog-30391757.post-66859716481144531902023-12-12T22:11:00.147+07:002023-12-13T07:12:20.618+07:00Sufyarma Sahabat Abadi: Ligat, Liek, Tegas dan Santun<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEhs5ug8HfUVfG16_qTNCKTdPGMEhL0OahjU-1pPjUK_BhdY5-IcfG-Y-I3yTV-xnoHWZni3GNjH46GweP-daT8ixVoKicFVZSqVOOOxA2IBHjvKNQN2bgvOwFNIvtYjghmmvUWQKriy8kaklZmql6aINUq2vskotyzEyLD6XAW1CUJugvmVCWl3vQ" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="" data-original-height="252" data-original-width="200" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEhs5ug8HfUVfG16_qTNCKTdPGMEhL0OahjU-1pPjUK_BhdY5-IcfG-Y-I3yTV-xnoHWZni3GNjH46GweP-daT8ixVoKicFVZSqVOOOxA2IBHjvKNQN2bgvOwFNIvtYjghmmvUWQKriy8kaklZmql6aINUq2vskotyzEyLD6XAW1CUJugvmVCWl3vQ" width="190" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Prof Dr H Sufyarma Marsidin, M.Pd. (Internet)</td></tr></tbody></table><br /><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"><br /></div><h1 style="clear: both; text-align: justify;"><div style="text-align: center;"><br /></div><div style="text-align: center;">Sufyarma Sahabat Abadi: Ligat, Liek, Tegas dan Santun</div></h1><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">Oleh <a href="https://shofwankarim.me/profil/" target="_blank">Shofwan Karim</a></div><div class="separator" style="clear: both;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both;"><br /></div><h3 style="clear: both;"><i><span style="font-size: x-large;">“Gajah mewariskan gading, harimau mewariskan belang, manusia mewariskan nama. Sahabatku Sufyarma abadi dalam ligat, liek, tegas dan santun” </span></i></h3><div class="separator" style="clear: both;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both;">Tiba-tiba saja saya sadar. Pada 09 Februari 2024 ini Prof. Dr. H. Sufyarma Marsidin, M.Pd bermilad ke-70. Seorang teman saya yang insya Allah abadi dalam persahabatan. Setelah melalui pencarian yang panjang menyesuaikan dengan hari dan kalender hijriah, ternyata saya lahir hari Ahad 17 Juni 1951 bertepatan dengan 12 Ramadhan 1370. Walaupun dalam KTP dan dokumen resmi tercatat 12 Desember 1952. Artinya usia saya terpaut 3 tahun dari beliau. </div><div class="separator" style="clear: both;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both;">Persahabatan kami berkelindan dalam rajutan keikhlasan dalam kebersamaan. Setelah lama tak satu “kapal pesiar” kehidupan, sekarang kami bersama lagi sebagai anggota Tim Ahli-Dewan Pakar DPRD Provinsi Sumatera Barat dengan beberapa pakar lain dari berbagai unsur. Begitu pula sejak 1990-an sampai sekarang tetap bersama tokoh lain di ICMI (Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia). </div><div class="separator" style="clear: both;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both;">Kami selalu saling curhat, diskusi mendalam soal umat dan daerah. Sekaligus saling memberi info A1-Classified (hal-hal rumit) tentang perkembangan daerah dan bangsa serta hal-hal yang berbau politik serta keummatan.</div><div class="separator" style="clear: both;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both;">Di zaman Orde Baru (1966-1998), masa-masa muda kami sepantaran kelahiran 1950-an amat lah berkesan. Artinya saya dan Sufyarma adalah generasi Baby Boomers, mensinyalir istilah kategorisasi generasi belakangan ini dalam konteks revolusi IT 4.0 atau 5.0. </div><div class="separator" style="clear: both;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both;">Masa kecil kami sama-sama Orde Lama (1955-1965) dan masa remaja awal kami diperalihan Orla dan Orba th 60 ke 70-an. Ini adalah penggalan kehidupan kami yang insya Allah tak pernah terlupakan sampai Allah menjemput ke rahim dan rahman-Nya pada waktu yang pasti menurut kalender Sang Maha Pencipta, Allah swt. </div><div class="separator" style="clear: both;"><br /></div><h3 style="clear: both;">Secuil Pengalaman</h3><div class="separator" style="clear: both;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both;">Tulisan ini ingin menggili secuil pengalaman. Saling mengenal sesama pegiat kampus di peralihan 70-80 an abad lalu. BA., (Sarjana Muda) dan Drs. (Sarjana Lengkap) kami sama di Padang. Beliau di IKIP-UNP dan saya di IAIN-UIN Padang. </div><div class="separator" style="clear: both;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both;">Kami sama-sama menjadi pegiat di berbagai organisasi Pemuda dan Masyarakat. Dan kami sama-sama di Organisasi Politik Golkar Sumbar. Setelah Sufyarma selesaikan Master di IKIP Bandung-UPI dan saya di IAIN-UIN Jakarta, kami pada Pemilu 1992 terpilih menjadi anggota DPRD Sumbar 1992-1997 Fraksi Golkar. </div><div class="separator" style="clear: both;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both;">Pada tenggang waktu inilah persahabatan kami menjadi lengket. Saya melanjutkan ke Priode 1997-1999 di DPRD. Sufyarma focus menyelesaikan doktoralnya IKIP-UPI Bandung dan saya sambil berpolitik melanjutkan doctoral di IAIN-UIN Jakarta.</div><div class="separator" style="clear: both;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both;">Seingat saya arus paling deras membawa kedekatan kami adalah sebagai pegiat masyarakat dan politik pada masa tadi. Di samping sebagai pembicara muda di berbagai iven publik. Kami sama-sama pegiat PII pada mulanya. Kemudian Sufyarma di HMI. Saya hanya setahun 1972 di HMI dan pindah ke IMM. Belakangan Sufyarma menjadi Ketua Badko HMI Sumbar-Riau. Guru Besar SDM UNP ini kemudian aktif di Tarbiyah Islamiyah. Lalu saya paling banyak giat di IMM, Pemuda Muhammadiyah dan kemudian di Muhammadiyah. </div><div class="separator" style="clear: both;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both;">Di Awal abad ke-21 ini, Sufyarma dipilih umat menjadi ketua DPD Taribyah-Perti Sumbar (2019-2024) dan saya menjadi Ketua PW Muhammdiyah Sumbar dua priode (2015-2022; 2000-2005)</div><div class="separator" style="clear: both;"><br /></div><h3 style="clear: both;">Ligat, Liek, Tegas dan Santun</h3><div class="separator" style="clear: both;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both;">Ligat yang saya maksud adalah pemikir, penganalisis dan pekerja keras. Liek, dalam Bahasa Minang, terminologi sendiri bagi saya adalah karakter yang pantang menyerah. Walaupun begitu tetap seperti karet ada fleksibilitasnya. </div><div class="separator" style="clear: both;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both;">Sementara tegas, jangan coba-coba melenceng dari apa yang disedang ditargetkan untuk dilaksanakan atau konsepsi yang harus dijalankan. </div><div class="separator" style="clear: both;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both;">Begitulah saya mempersepsikan dan mendiskripsikan Ketua Senat Akademik UNP yang kini menjadi Rektor UNES Padang ini.</div><div class="separator" style="clear: both;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both;">Tiga diksi ligat, liek dan tegas itu, agak banyak dipunyai teman saya yang lain. Tetapi tidak banyak sahabat saya yang berkarakter ke-4, santun. </div><div class="separator" style="clear: both;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both;">Semakin Sufyarma berdebat dengan lawan pikirannya dan bila orang yang dihadapannya menyerempet ke luar dari pokok pembicaraan, bukannya marah, tetapi Sufyarma makin merendahkan suara dan memperlambat ritme, lalu menggelombang intonasi perlahan. </div><div class="separator" style="clear: both;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both;">Saya punya pengalaman pribadi dengan sahabat yang lain yang tak kalah ketokohannya dengan Sufyarma. Sekali saya salah, langsung bak “mitraliyur” suaranya tinggi “mengata-ngatai” saya dengan “sumpah serapah”. </div><div class="separator" style="clear: both;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both;">Beda dengan Sufyarma, saya agak “penghiba hati”. Cepat surut dan diam. Sufyarma dengan santun selalu menghadapi orang-orang yang kasar dengan caranya sendiri dengan bijak dan akhirnya lawannya paham. Saya pikir Sufyarma tokoh yang Tangguh. Tak mudah diotak-atik, meski dengan cara apapun.</div><div class="separator" style="clear: both;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both;">Ada frasa dalam buku kumpulan kata hikmah ujung 1960-an ketika saya masih santri Madrasah di Padangpanjang. Yang melekat di kepala ini. “ Seribu sahabat sangat sedikit, satu musuh sangatlah banyak”. </div><div class="separator" style="clear: both;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both;">Sufyarma, dalam karakter ligat, liek dan tegas itu sebenarnya tidak terlalu disukai oleh sebagian teman saya yang lain yang juga pada dasarya adalah pula teman Sufyarma juga. Ini terasa getarannya ketika kami sama-sama aktif di dunia politik. Mulai dekade 80 sampai 90-an abad lalu. </div><div class="separator" style="clear: both;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both;">Di atas sudah disinggung. Kami sama-sama menyelesaikan semua strata akademik di Universitas. Beliau duluan selesaikan Doktor Ilmu Pendidikan dan saya terlambat menyelesaikan Doktor Ilmu Studi Islam. </div><div class="separator" style="clear: both;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both;">Pada hal ketika penelitian, beliau pernah meminjam buku kepada saya tentang Engku Syafii dan INS Kayu Tanam. Entah sudah dikembalikan atau belum, saya lupa. Beliau Profesor Penuh. Dan saya rupanya ada penyebutan dalam Bahasa Inggris ketentuan Dosen pangkat Lektor Kepala IV/b disebut Associate Profesor. Bahasa awamnya teman Profesor. </div><div class="separator" style="clear: both;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both;">Ketika ada yang sebutkan di public saya Profesor, saya protes. Tetapi belakangan oleh Dr. Yulizal Yunus, sahabat kami berdua yang lainnya, mengatakan ada aturan sebutan dalam Bahasa Inggris untuk Associate Professor itu. Dan itu dibenarkan Sufyarma dan saya terpaksa diam.</div><div class="separator" style="clear: both;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both;">Sufyarma tak pernah di depan saya mengasari atau berkata tak pantas kepada orang lain betapa pun pedihnyanya. Ini sudah begitu sejak di masa kami muda dulu. Pada ujung 4 atau 5 dekade lalu, sering sekali ada forum hangat bahkan seperti mau berkelahi.</div><div class="separator" style="clear: both;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both;">Perebutan posisi di Golkar, di KNPI, AMPI (Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia-lahir 1978-sayap Golkar). Saya emoat kali menjadi pengurus KNPI Sumbar. Ketika kali kedua sebagai Wakil Ketua, hampir menang didukung hampir 20-an OKP, tiba-tiba saya menjadi redup karena ada kekuatan lain yang tak ingin saya menjadi Ketua KNPI Sumbar. </div><div class="separator" style="clear: both;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both;">Pada hal masa itu saya adalah penggerak pemuda nasional dan internasional bahkan menjadi utusan KNPI bersama Yonda Djabar pada Sidang Umum PBB di New York 1988. Dan sebelum itu saya juga hadir di SU PPB itu pada 1984 atas nama pemuda dunia sebagai Koordinator Negara Pertukaran Pemuda dari Kanada bersama 36 kontingen pemuda dunia. </div><div class="separator" style="clear: both;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both;">Kembali ke dinamika lokal tadi, bertarung menjadi Caleg DPRD Sumbar, sampai menjadi anggota DPRD Sumbar (saya nyambung ke periode pendek 1997-199). Itu semua sengit perjuangan dan berliku-liku. </div><div class="separator" style="clear: both;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both;">Di balik itu semua, Sufyarma pintar. Tahu dia aktifis PII dan HMI akan kesulitan berenang di kancah politik Golkar ia bermanuver. Ayahnya purnawirawan ABRI-TNI membuat dia aktif di FKPPI. Masa itu mayoritas mutlak politik adalah Golkar. Dua lainnya PPP dan PDI-kemudian PDIP adalah minoritas. Dinamika dalam Golkar sangat sengit.</div><div class="separator" style="clear: both;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both;">Dalam kondisi masa itu kompetisi internal Golkar dan dalam fraksi sangat intens dan dinamis. Saya, kata seseorang teman lain, pernah diancam dengan senjata tajam oleh seorang kader Golkar mengapa saya Caleg dan tokoh itu tidak.</div><div class="separator" style="clear: both;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both;">Ini saya tahu belakangan. Betapa lagi Sufyarma, karena berada di tengah organisasi Putra Putri Purnawirawan ABRI. Mungkin lebih tinggi titik didihnya. </div><div class="separator" style="clear: both;"><br /></div><h3 style="clear: both;"><br />Tiga Jalur dalam Golkar</h3><div class="separator" style="clear: both;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both;">Ada opini bahwa zaman orba semua aman , tertib, damai dan serba diatur oleh Pemerintah- Golkar dengan Ketua Dewan Pembina tingkat Pusat adalah Jenderal Besar Soeharto Presiden masa itu. </div><div class="separator" style="clear: both;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both;">Pemikiran seperti itu mungkin melekat di pikiran mereka yang berusia di bawah 40 tahun dewasa ini. Hal itu tidak sepenuhnya benar dan tidak sepenuhnya salah. Dalam hal politik meski hanya ada 3 poros, Golkar, PPP dan PDI-kemudian PDIP, yang saya tahu di daerah dalam hal ini Sumbar, sangatlah dinamis dan beraneka warna.</div><div class="separator" style="clear: both;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both;">Saya dan Sufyarma harus betjuang berlika-liku. Kalangan Islam (dalam hal ini tokohnya) dianggap semua PPP. Lalu kalangan tokoh agama lain dan disebut pula kaum sekuleris ada di PDI-PDIP. </div><div class="separator" style="clear: both;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both;">Meski mayoritas di ke-3 kuatan Orpol (Organisasi Politik) itu, mayoritas muslim, akan tetapi kategorisasi sub-kuntur politik Islam, nasionalis dan sekuler itu sudah jauh ada bahkan sejak awal kemerdekaan atau oleh beberapa literatur disebut era demokrasi liberal (1945-1955).</div><div class="separator" style="clear: both;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both;">Di Golkar ada 3 jalur sebagai kanalisasi fungsionaris ketiga sub-kurtur politik itu. Mungkin sekarang disebut politik identitas. </div><div class="separator" style="clear: both;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both;">Jalur A adalah ABRI-TNI-Polri-Organisasi sayap FKPPI (Forum Komunikasi Putra Putri Indonesia) (FKPPI). Legiun Veteran dan sayapnya Pemuda Panca Marga (PPM). Hal ini didukungh oleh Undang-Undang tentang <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Dwifungsi" target="_blank">Dwi Fungsi ABRI</a>, di samping fungsi Hankam (Pertahanan Keamanan) adalah fungsi Sosial Politik (Sospol). Dwi Fungsi ini adalah gagasan berasal dari <a href="https://lib.litbang.kemendagri.go.id/index.php?p=show_detail&id=1321#:~:text=Dari%20asumsi%20di%20atas%2C%20ABRI,juga%20merupakan%20kekuatan%20sosial%2Dpolitik%20." target="_blank">Jendral AH Nasution</a>. </div><div class="separator" style="clear: both;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both;">Mungkin agak diterima oleh jalur ini walaupun bukan seidentitas dengan mereka. Hal itu dikaitkan kedekatan saya dengan keluarga besar TNI-ABRI masa itu. Sebagian besar perwira militer di Sumbar pada Kodam III saya kenal dan sering menjadi mentor kami di Menewa. Saya sangat giat sebagai anggota Resimen Mahasiswa Pagaruyung yang selalu dibuna oleh Kodam 17 Agusrtus dan Kodim Padang. Beberapa pelatihan militer dan rutin latihan menembak serta ke-samaptaan atau keterampilan militer lainnya. Saya beberapa kali menjadi Komandan Peleton (Danton), Komandan Kompi (Danki), Komandan Batalyon (Danyon) dan Kepala Staf Resimen Mahasiswa (Kasmen) dari 1974-1980. Untuk yang terakhir ini saya bahkan dipinjamkan oleh Kodim Padang senjata laras pendek alias Pistol F45 untuk latihan rutin tadi. Saya mengikuti Latihan Dasar, Menengah dan Lanjutan di Rindam III Padang dan Kursus Kader Pimpinan IX Menwa se-Indonesia di Pusat Cadnas (Cadangan Nasional) Jakarta dari Januari sampai April 1976. Pada semua latihan itu saya mendapat pendalaman doktrin soal Dwi Fungsi ABRI-TNI dan Kewiraan di samping pelajaran materi lainnya.</div><div class="separator" style="clear: both;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both;">Jalur B Pegawai Negeri (Korpri), yaitu mereka yang menjadi tokoh di pemerintahan. Kalau di Nasional Ketua Wanbim (Dewan Pembina) adalah Presiden, maka di Proviinsi Ketua Dewan Pertimbangan (Wantim) adalah Gubernur dan Untuk Kota/Kabupaten adalah Ketua Dewan Penasihat (Wanhat) adalah Wako dan Bupati sampai ke bawah ke Kecamatan. </div><div class="separator" style="clear: both;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both;">Jalur G, Organisasi yang melahirkan, mendukung dan dilahirkan Golkar. Yang melahikan adalah MKGR, Kosgoro dan Soksi. Tokoh utama mereka Jendral Sugandhi, Mas Isman dan Jendral Suhardiman. Untuk Sumbar, yang dilahirkan Golkar ada LKAAM, Bundo Kanduang, Guppi, MDI, Satkar Ulama, al-Hidayah, Wanita Golkar. Sayap pemuda KNPI, AMPI. Sayap seniman dan budayawan HSBI. Sayap pekerja Federasi Buruh Seluruh Indonesia dan puluhan organisasi lainnya.</div><div class="separator" style="clear: both;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both;">Saya dan Sufyarma masuk di jalur G. Saya di MKGR dan Sufyarma di Soksi. Kami sama-sama pernah menjadi Sekretaris DPD Provinsi di organisasi yang melahirkan Golkar 20 Otober 1964 bersama 10 organisasi lainnya masa ujung Orla itu. </div><div class="separator" style="clear: both;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both;">Barulah kemudian saya dan Sufyarma masuk struktur organisasi induk, yaitu Golkar. Perlu disebut Golkar tidak disebut Parpol (Partai Politik) waktu itu tetapi Orpol (Organisasi Politik) yang dilegalisir UU menjadi peserta Pemilu 1971. </div><div class="separator" style="clear: both;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both;">Belakanghan setelah di Biro kami naik menjadi Wakil Sekretaris Golkar Provinsi di masa Ketua DPD Golkar Tk I Provinsi yang juga menjadi Ketua DPRD Sumbar Prof Drs H. Jamil Bakar sebelumnya Rektor IKIP yang veteran dan mantan tentara pelajar zaman revolusi kemerdekaan. </div><div class="separator" style="clear: both;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both;">Pada kepemimpinan Brigjen TNI Nur Bahri Pamuncak menjadi Ketua DPD Golkar Provinsi Sumbar, saya menggantikan Ir. Suwatri menjadi Sekretaris Golkar Provinsi karena Sekretaris waktu Ir. Suwatri terpilih menjadi Anggota DPR RI setelah sebelumnya anggota DPRD Sumbar. </div><div class="separator" style="clear: both;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both;">Saya ingin menyebut selain kami berdua anggota DPRD Sumbar beberapa lainnya anak muda Golkar sampai tahun 1999 adalah H.Marizal Umar “Aciak” (sudah sudah sejak 1977), H. Bahrum Yonda Djabar, Ir. Hendra Irwan Rahim, Sastry Yunizarti Bakri, Irwan Anas Malik, B.Sc., Azmal Zain, B.Sc., Drs. Ali Umar Ganti, Ir. Indra Syarif , Tuanku Mudo Ismet Ismail dan lainnya. Semua mereka akarnya dari 3 jalur di atas tadi.</div><div class="separator" style="clear: both;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both;">Kami yang dianggap ada akar ormas islam menjadi bumbu oleh para politisi Golkar untuk dipajang. Sumbar dikenal kuat agamanya, apalagi dengan world-view (pandangan dunia) filsafat dan menjadi adagium ABS-SBK (Adat Basandi Syara’, Syara’ Basandi Kitabullah) diidentikkan sebagai identitas Islam lebih kental. </div><div class="separator" style="clear: both;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both;">Maka pada Pemilu 1971 (9 Parpol & 1 Golkar) dan 1977 (Golkar, PPP, PDIP) dengan segala daya upaya Golkar hanya menang mayoritas tipis. Pada 1971 Golkar hanya 63 % dan 1977 hanya 66,50 %.</div><div class="separator" style="clear: both;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both;">Pada masa itulah poiltik lokal Golkar di Sumbar menjadi lebih agresif merekrut kalangan Islam. Dan pemimpin ormas Islam menjadi objek yang lebih kondusif oleh Golkar sebagai sasaran simbol diletakkan sebagai Caleg. Itu pun melalui filter yang sangat ketaty ooeh 3 jalur. </div><div class="separator" style="clear: both;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both;">Khusus untuk saya dan Sufyarma meski sudah berkali-kali menjadi pengurus DPD Golkar Provinsi barulah Pemilu 1992 kami menjadi anggota DPRD Sumbar, Sufyarman 1982-1997 dan saya 1982-1997-1999. Belakangan karena ada PP No 12 jo 25 tahun 1999 kami memilih memadi tetap sebagai dosen ASN sampai purna tugas. Dan kami berdua—kalu boleh saya mengklaim, insya Allah tak kan berhenti berjuang untuk kebaikan meski usia tidak muda lagi. ***</div><div class="separator" style="clear: both;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://youtu.be/_cTuMQfthBg?si=IvyQXrF44pMeIrwI" target="_blank">Sufyarma Marsidin</a><br /></div><div class="separator" style="clear: both;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both;"> </div><div class="separator" style="clear: both;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both;"><br /></div></div></div>shofwankarim.blogspot.comhttp://www.blogger.com/profile/03877012215671288517noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-30391757.post-30159552369015654692023-12-12T21:35:00.001+07:002023-12-12T21:35:14.868+07:00Stuktur dan Kultur dalam Afirmasi Karakteristik Prov Sumbar UU N0 17 Tahun 2022 Bab II Ps 5 Huruf C<p style="text-align: center;"> Stuktur dan Kultur dalam Afirmasi Karakteristik Prov Sumbar </p><p style="text-align: center;">UU N0 17 Tahun 2022 Bab II Ps 5 Huruf C</p><p style="text-align: center;">Pemantik Diskusi Shofwan Karim</p><p></p><div style="text-align: center;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgnJwKeQ0KYNQJVvNdfytEx3BXyVaNAIlvw4UUll2dM3MA-izxcGUms95HJDy5sdx4R9aN7ZcPC_Ui_Zuf0JMEHsPMnPMcpPoXfWF6FwpfdtnY9hMmhdTESllDQCpVZi6YG5fE4YpqgVzX59Of7Zn4W6lnHpq_4bqsRRqvE_xMowhwQ1bcAaZZW1A/s1280/Foto_6-12-23.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="960" data-original-width="1280" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgnJwKeQ0KYNQJVvNdfytEx3BXyVaNAIlvw4UUll2dM3MA-izxcGUms95HJDy5sdx4R9aN7ZcPC_Ui_Zuf0JMEHsPMnPMcpPoXfWF6FwpfdtnY9hMmhdTESllDQCpVZi6YG5fE4YpqgVzX59Of7Zn4W6lnHpq_4bqsRRqvE_xMowhwQ1bcAaZZW1A/s320/Foto_6-12-23.jpeg" width="320" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhhZ1Bmvpg0B-IRV8s1b1wo91qCL100ekXw3tw-hPmamf5eYI1_NTztMaAkXFxgOalfOwb8aVnVWWcb3YZpLUkXwc196raIkDnqjIkSvIVknt7nW7YwZHBs2Bhzrp0R9SHkJK3DaxnW2GOTwrvJsbYx-_57B7GgLgrC5Ta0hwGglFIA8SSypCJ1dg/s1280/5.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="960" data-original-width="1280" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhhZ1Bmvpg0B-IRV8s1b1wo91qCL100ekXw3tw-hPmamf5eYI1_NTztMaAkXFxgOalfOwb8aVnVWWcb3YZpLUkXwc196raIkDnqjIkSvIVknt7nW7YwZHBs2Bhzrp0R9SHkJK3DaxnW2GOTwrvJsbYx-_57B7GgLgrC5Ta0hwGglFIA8SSypCJ1dg/s320/5.jpeg" width="320" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgX6XIknlQOH_P_dBMOKBcB1zoDqY29HzVVEvKFbQxOhWQRBvvXxX4EVozXlUqtAb_GNoCZeD4QWaeAu9AFOKt7VAQDAn5-D0YTWvkcESmNV9lZcipfrhjCWGA9frCXx4NrDu8MLfpbf9L_oR7iyp6WPPISOddrz2uj4LJDEEhW0uDJpv7hReRbfw/s1280/4.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="960" data-original-width="1280" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgX6XIknlQOH_P_dBMOKBcB1zoDqY29HzVVEvKFbQxOhWQRBvvXxX4EVozXlUqtAb_GNoCZeD4QWaeAu9AFOKt7VAQDAn5-D0YTWvkcESmNV9lZcipfrhjCWGA9frCXx4NrDu8MLfpbf9L_oR7iyp6WPPISOddrz2uj4LJDEEhW0uDJpv7hReRbfw/s320/4.jpeg" width="320" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEirgE_s7t4cltMpL3410hVpdeTlJsgmNIyY3gQWfwFioUk5acy7ar8huiO7KYv2fkjzSITMIhciKYS1q1Yx2ZzpyJc1rSjCnCWkA8KAPoCpcLwQzcNly4e_winOgJSG840GXUMhegwcpzT7tXgMtA6-2kyBxKvmT5zCbCPOlczmNtz2MTr6oL55KA/s1280/2.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="960" data-original-width="1280" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEirgE_s7t4cltMpL3410hVpdeTlJsgmNIyY3gQWfwFioUk5acy7ar8huiO7KYv2fkjzSITMIhciKYS1q1Yx2ZzpyJc1rSjCnCWkA8KAPoCpcLwQzcNly4e_winOgJSG840GXUMhegwcpzT7tXgMtA6-2kyBxKvmT5zCbCPOlczmNtz2MTr6oL55KA/s320/2.jpeg" width="320" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj8eSSXQYrTVGPDC76-DT-OpSCK2wv6ar96pq1MxSmAO0x-sY1abBZEBRJ9K16RhNdKaFvhPEgyu9LkTNOAretG93MOkJZJqi_vRpiZbiHy2OdgdnuMLr4szwAwKLe2r1b41fs1wppsu3B8_fRaBzOk_CGCbCvQVzcestXRN3V2mtRGNg4C7PM2Aw/s960/Slide1.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="540" data-original-width="960" height="180" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj8eSSXQYrTVGPDC76-DT-OpSCK2wv6ar96pq1MxSmAO0x-sY1abBZEBRJ9K16RhNdKaFvhPEgyu9LkTNOAretG93MOkJZJqi_vRpiZbiHy2OdgdnuMLr4szwAwKLe2r1b41fs1wppsu3B8_fRaBzOk_CGCbCvQVzcestXRN3V2mtRGNg4C7PM2Aw/s320/Slide1.jpeg" width="320" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjtOEAZAXueGWP18Be8XPj3d1rY-Z7cIZ5HmJ28BI9aH84K4vQ1vfcI4uldeB6EXjaGdyN7ffIj6B7x-vgK6T0N5Ux_IdfeFJRlmvy4ELENa7F0j7RIOGC5jHze13MLhkMEoWTp6ALyemUKEOxORaFjx83IR3ad4q6ioWrdLFcE0l0mv3p9QQsJPA/s960/Slide2.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="540" data-original-width="960" height="180" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjtOEAZAXueGWP18Be8XPj3d1rY-Z7cIZ5HmJ28BI9aH84K4vQ1vfcI4uldeB6EXjaGdyN7ffIj6B7x-vgK6T0N5Ux_IdfeFJRlmvy4ELENa7F0j7RIOGC5jHze13MLhkMEoWTp6ALyemUKEOxORaFjx83IR3ad4q6ioWrdLFcE0l0mv3p9QQsJPA/s320/Slide2.jpeg" width="320" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj_tkite678SNf7C6SoShgx7Iz-d9q_ScgmZB0bQYE4wmKO3W0atqPrX3YQXMykv3BPG0xEO3aeAOFzzfWN5nul1_uKhqDpH5cuZA7HuCBek92NY6_Yr2HjeHAecHa6agjIJv-RzEoBXH1q18j-84IVzym2w3_Ypdcm7Prca2YNY4HeO9ZD_tXjhQ/s960/Slide3.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="540" data-original-width="960" height="180" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj_tkite678SNf7C6SoShgx7Iz-d9q_ScgmZB0bQYE4wmKO3W0atqPrX3YQXMykv3BPG0xEO3aeAOFzzfWN5nul1_uKhqDpH5cuZA7HuCBek92NY6_Yr2HjeHAecHa6agjIJv-RzEoBXH1q18j-84IVzym2w3_Ypdcm7Prca2YNY4HeO9ZD_tXjhQ/s320/Slide3.jpeg" width="320" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiB7FgbnzrUAkGh0oU5SIoLJoeTxWuedhxxWYbE2XgYgJrDAQVh2dubon28nsU_J9D6YIbx5kvXM1sRjW0-cpqGtfGjUybheCNpAU0JqWjWiOse8YKiEIn5Ynbmfs8WLZWzVCkIHejGEDi5vGaNirsvqEmXz8wrG8q1lhb3Tq6vKmXcn4RwvJwsgg/s960/Slide4.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="540" data-original-width="960" height="180" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiB7FgbnzrUAkGh0oU5SIoLJoeTxWuedhxxWYbE2XgYgJrDAQVh2dubon28nsU_J9D6YIbx5kvXM1sRjW0-cpqGtfGjUybheCNpAU0JqWjWiOse8YKiEIn5Ynbmfs8WLZWzVCkIHejGEDi5vGaNirsvqEmXz8wrG8q1lhb3Tq6vKmXcn4RwvJwsgg/s320/Slide4.jpeg" width="320" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgF1rtgTCnljb_DJXScMh61sq1S31tUUmtp_QK69eBrGFXyUTff0amBf7BwyC1cDlpW5Zl73YlDk3r4wsyY6Ztd7EB5QnIBpcOIAjXJeXZIjgaaHpI4nFCQG97LSMNLajIYlez8N4hi1wf2Ja8fGwlzbC-72tdd_bit6lP5UoIW9Y0KNaNw_we8YA/s960/Slide5.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="540" data-original-width="960" height="180" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgF1rtgTCnljb_DJXScMh61sq1S31tUUmtp_QK69eBrGFXyUTff0amBf7BwyC1cDlpW5Zl73YlDk3r4wsyY6Ztd7EB5QnIBpcOIAjXJeXZIjgaaHpI4nFCQG97LSMNLajIYlez8N4hi1wf2Ja8fGwlzbC-72tdd_bit6lP5UoIW9Y0KNaNw_we8YA/s320/Slide5.jpeg" width="320" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg69lGN4irQt7ldkak8WLGhojf8IHRvngbBpG3TDadVvCpK-9LjRIvDxqOMcPLWlVqKe8qxKhrNi2OAPOc2R6n7a9geOTaYAJNRGdMwUwOPpFu1vmAmINalIdWg1T0ixx3YUQUjomEK6xRD4Yr4JVnU8Le2Tw_xnuwtkjzaNN9Jxvn6PVsk0kZXqA/s960/Slide6.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="540" data-original-width="960" height="180" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg69lGN4irQt7ldkak8WLGhojf8IHRvngbBpG3TDadVvCpK-9LjRIvDxqOMcPLWlVqKe8qxKhrNi2OAPOc2R6n7a9geOTaYAJNRGdMwUwOPpFu1vmAmINalIdWg1T0ixx3YUQUjomEK6xRD4Yr4JVnU8Le2Tw_xnuwtkjzaNN9Jxvn6PVsk0kZXqA/s320/Slide6.jpeg" width="320" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiDubIZ9ZR160iX1Nb-pr1Q1vXO5J4cDKwWFpffVyNMZ5jM8gGxt-ZVmfGYbCiAyFC5vT311N-9RIw4P170wrhXZS8IT6j9GytURoShWpWlrMwj-Y7Lt6Ruc7TF2I2hLB-5G7tJiqKDJlEKr3JMAb7UqOKA5u57cf4AQGRBQd-qtrNmTQES7YwsDg/s960/Slide7.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="540" data-original-width="960" height="180" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiDubIZ9ZR160iX1Nb-pr1Q1vXO5J4cDKwWFpffVyNMZ5jM8gGxt-ZVmfGYbCiAyFC5vT311N-9RIw4P170wrhXZS8IT6j9GytURoShWpWlrMwj-Y7Lt6Ruc7TF2I2hLB-5G7tJiqKDJlEKr3JMAb7UqOKA5u57cf4AQGRBQd-qtrNmTQES7YwsDg/s320/Slide7.jpeg" width="320" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh4Vg2IsCd-CuG29DrnVTGkPmlnKy54q0FL5-F89P04WJn8AVjXraSwDt_ECdG7lVCXia5TQdUwhGBDKJkv3AFD2sW_by6tfcXY2Zkl6XDZhog5RQ-PaFJtbLU-UwrL8ter5BYPyESDWjJY9dhIxe4L4Mqux1whObCXDYaZT5tsu7Otng0JBOk4Nw/s960/Slide8.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="540" data-original-width="960" height="180" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh4Vg2IsCd-CuG29DrnVTGkPmlnKy54q0FL5-F89P04WJn8AVjXraSwDt_ECdG7lVCXia5TQdUwhGBDKJkv3AFD2sW_by6tfcXY2Zkl6XDZhog5RQ-PaFJtbLU-UwrL8ter5BYPyESDWjJY9dhIxe4L4Mqux1whObCXDYaZT5tsu7Otng0JBOk4Nw/s320/Slide8.jpeg" width="320" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgpncXK99KO7Np22bq1sIiqQOC5l_NTH4pMMM0sdq4FoJOi9AMy2-6CRq_VW10kSESH5erBgWAcm_e-IMw5fxa5-NQkoLGk9KQoY5raP0j3xzCqBTSImu4E2w6qWfjINtUKPwxvYHPGW-4CGuOCmH3UGGuG7wHdsp1NO7BUbMb1ACIeb_Pi-l68fA/s960/Slide9.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="540" data-original-width="960" height="180" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgpncXK99KO7Np22bq1sIiqQOC5l_NTH4pMMM0sdq4FoJOi9AMy2-6CRq_VW10kSESH5erBgWAcm_e-IMw5fxa5-NQkoLGk9KQoY5raP0j3xzCqBTSImu4E2w6qWfjINtUKPwxvYHPGW-4CGuOCmH3UGGuG7wHdsp1NO7BUbMb1ACIeb_Pi-l68fA/s320/Slide9.jpeg" width="320" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEh9iYf3x0NlaVfpGwC_zrME56Y1MgxeQVVD--H8UmDiS-ZHYHJCuxcU0zuNkJxRRQh0mOZScNbHVBQIeDqyoeOuibEe7rLDW7sAJsbmMkUn-5DFiw618DnpDU4T3TT-TtgW6HNUDKscvkn_a0-nlxOf5Fu-oQSO9sN_fudOgPSzf-5-6jG_8eotGQ" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="" data-original-height="180" data-original-width="320" height="180" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEh9iYf3x0NlaVfpGwC_zrME56Y1MgxeQVVD--H8UmDiS-ZHYHJCuxcU0zuNkJxRRQh0mOZScNbHVBQIeDqyoeOuibEe7rLDW7sAJsbmMkUn-5DFiw618DnpDU4T3TT-TtgW6HNUDKscvkn_a0-nlxOf5Fu-oQSO9sN_fudOgPSzf-5-6jG_8eotGQ" width="320" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiQmjDY180pSxS-T1Vkpd5w2mxaqVEuT3GebZO8hiuDXnmDLXq2xtMD_9QCxj0TS3T4922PQ0YlyFIRZNLLeHP5HSpF9PIOeEf0v2qx-WxAEgISUsIVApaWxsA_ho0OUR8JnmCahN5qTaD3sh0ulWAVYU_IxxFc2knQ_0nZPaewCc5UdtaUfpVoEQ/s960/Slide11.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="540" data-original-width="960" height="180" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiQmjDY180pSxS-T1Vkpd5w2mxaqVEuT3GebZO8hiuDXnmDLXq2xtMD_9QCxj0TS3T4922PQ0YlyFIRZNLLeHP5HSpF9PIOeEf0v2qx-WxAEgISUsIVApaWxsA_ho0OUR8JnmCahN5qTaD3sh0ulWAVYU_IxxFc2knQ_0nZPaewCc5UdtaUfpVoEQ/s320/Slide11.jpeg" width="320" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEilKQ00d6OHYkCXKi-d96SgGeQSooHsbVgvCBUTuGSKQZ2LRB3WAi8SusM92njIdnqSnjEGzYw4VCMaT_VIXxwGWEpNYjeyhQzhuvww6DFlIxnXrMHWtTJBfehlpMuay7Bdzr3X86QMTUDzgAXaQr46cFVMgV9-fBkdPPD_B_uL3cZxUUe4McYDMw/s960/Slide12.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="540" data-original-width="960" height="180" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEilKQ00d6OHYkCXKi-d96SgGeQSooHsbVgvCBUTuGSKQZ2LRB3WAi8SusM92njIdnqSnjEGzYw4VCMaT_VIXxwGWEpNYjeyhQzhuvww6DFlIxnXrMHWtTJBfehlpMuay7Bdzr3X86QMTUDzgAXaQr46cFVMgV9-fBkdPPD_B_uL3cZxUUe4McYDMw/s320/Slide12.jpeg" width="320" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg77qbFVdr99ms1dkdO0eanrAVME2VV2mPYP0fzdF3FmqARTzHEm-_CUNQn3mMQrAOO3jswpJrBR8jFn0lGar3mpN3r0qYjemPB2xJyC_YwPHzVH8ZW8OmzDLoyur-SPoTuQ6x1Hygk-6JUrtTAC3c0ySBKNVb2zQuhzxGpAZ8DC4wYLstFT7lIig/s960/Slide13.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="540" data-original-width="960" height="180" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg77qbFVdr99ms1dkdO0eanrAVME2VV2mPYP0fzdF3FmqARTzHEm-_CUNQn3mMQrAOO3jswpJrBR8jFn0lGar3mpN3r0qYjemPB2xJyC_YwPHzVH8ZW8OmzDLoyur-SPoTuQ6x1Hygk-6JUrtTAC3c0ySBKNVb2zQuhzxGpAZ8DC4wYLstFT7lIig/s320/Slide13.jpeg" width="320" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiQm-KmctAt6TDxSf6dzIeMJBglE6rZDk0_roCYPIWUuBO6NKdC3yo7QM0_CTwwpfWVSUwRbIa-NMyMsUT96NHEFf6cXwzTAXBVCPzsbSPVys85NjVzjNiqjaKxPho15-0BQ98r3663G_7Ab6dQI2VGdEHPnwkVYFWsA3jWRyf6VsTgAO9fuyN-fg/s960/Slide14.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="540" data-original-width="960" height="180" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiQm-KmctAt6TDxSf6dzIeMJBglE6rZDk0_roCYPIWUuBO6NKdC3yo7QM0_CTwwpfWVSUwRbIa-NMyMsUT96NHEFf6cXwzTAXBVCPzsbSPVys85NjVzjNiqjaKxPho15-0BQ98r3663G_7Ab6dQI2VGdEHPnwkVYFWsA3jWRyf6VsTgAO9fuyN-fg/s320/Slide14.jpeg" width="320" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhhcxti6psREfpnlyVlcMfy03aUOfJ50DHrKl0K3M3ikaKIpU4B6Jq-xaGFObPLVvx-YJRy7KfhHR5DTL0ad4GtigfI-gpp-gAX9R9PqGJ0uRMuVqe6rEDnHxVt-NKb0SM6iayeEzNmAUUz7IuDlSeDXCGzrnze5gUZ9A9f82dNfcdIgcBhR3FktQ/s960/Slide15.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="540" data-original-width="960" height="180" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhhcxti6psREfpnlyVlcMfy03aUOfJ50DHrKl0K3M3ikaKIpU4B6Jq-xaGFObPLVvx-YJRy7KfhHR5DTL0ad4GtigfI-gpp-gAX9R9PqGJ0uRMuVqe6rEDnHxVt-NKb0SM6iayeEzNmAUUz7IuDlSeDXCGzrnze5gUZ9A9f82dNfcdIgcBhR3FktQ/s320/Slide15.jpeg" width="320" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div><br /><p></p>shofwankarim.blogspot.comhttp://www.blogger.com/profile/03877012215671288517noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-30391757.post-30528595949655727152023-12-03T09:08:00.006+07:002023-12-03T09:13:46.566+07:00Cerita Di Balik Munculnya Usulan Jokowi Tiga Periode<p> </p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEh3blZjYgKoON-QGt07mdm2EwHP-Iv5cHnIgaYeqN0c-VfpIUCCqtXEBnKT9kByH7xJIyIVJAlEiRaL-ysuQ7SFrXExEKsvAyS1p-qfc5oKDYSgDW3Xk32Wvu03zenYBUbaFolxnJkXC1o55iDezzyUeH2vol9Jf5OPDXRaZLwkA17MwY_a3klkfA" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="" data-original-height="408" data-original-width="612" height="213" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEh3blZjYgKoON-QGt07mdm2EwHP-Iv5cHnIgaYeqN0c-VfpIUCCqtXEBnKT9kByH7xJIyIVJAlEiRaL-ysuQ7SFrXExEKsvAyS1p-qfc5oKDYSgDW3Xk32Wvu03zenYBUbaFolxnJkXC1o55iDezzyUeH2vol9Jf5OPDXRaZLwkA17MwY_a3klkfA" width="320" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEh3blZjYgKoON-QGt07mdm2EwHP-Iv5cHnIgaYeqN0c-VfpIUCCqtXEBnKT9kByH7xJIyIVJAlEiRaL-ysuQ7SFrXExEKsvAyS1p-qfc5oKDYSgDW3Xk32Wvu03zenYBUbaFolxnJkXC1o55iDezzyUeH2vol9Jf5OPDXRaZLwkA17MwY_a3klkfA" target="_blank">https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEh3blZjYgKoON-QGt07mdm2EwHP-Iv5cHnIgaYeqN0c-VfpIUCCqtXEBnKT9kByH7xJIyIVJAlEiRaL-ysuQ7SFrXExEKsvAyS1p-qfc5oKDYSgDW3Xk32Wvu03zenYBUbaFolxnJkXC1o55iDezzyUeH2vol9Jf5OPDXRaZLwkA17MwY_a3klkfA</a><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both;">Qodari menceritakan alasannya mengajukan ide tiga periode beberapa tahun lalu. Ia mengatakan usulan tersebut dilontarkan untuk meredam polarisasi politik yang membelah masyarakat.</div><div class="separator" style="clear: both;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both;">"Teori saya adalah, (polarisasi) itu cuma bisa dicegah dengan cara paslon tunggal melawan kotak kosong," kata Qodari saat wawancara dengan Wahyu Muryadi atau Om Why dalam program 'Pergulatan Politik' (Gultik) yang diadakan Katadata.co.id seperti ditulis pada Sabtu (2/12).</div><div class="separator" style="clear: both;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both;">Qodari mengaku pesimistis kesepakatan antar elite bisa menyelesaikan polarisasi di tengah masyarakat. "Itu cuma bisa dicegah dengan cara paslon tunggal melawan kotak kosong," katanya.</div><div class="separator" style="clear: both;">Alasan lainnya, Qodari menilai kesempatan yang diberikan kepada presiden untuk membangun Indonesia relatif sebentar, paling lama 10 tahun. Ini terbalik dengan jabatan kepala desa yang bisa diberikan waktu memimpin paling lama 18 tahun.</div><div class="separator" style="clear: both;">"Jumlah desa 80 ribu, bisa 18 tahun. Masa untuk pemimpin negara yang besar ini (hanya) 10 tahun," katanya.</div><div class="separator" style="clear: both;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both;">DISKUSI POLITIK BANGKIT DARI KUBUR JOKOWI 3 PERIODE (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)</div><div class="separator" style="clear: both;"> </div><div class="separator" style="clear: both;">Qodari mengatakan dirinya bersama para pendukung Jokowi lalu mulai menyuarakan tiga periode meski awalnya tak banyak yang mendukung. Menurut dia, Jokowi juga merupakan calon yang kuat dan bisa didukung untuk melanjutkan satu periode pemerintahan terakhir.</div><div class="separator" style="clear: both;">"Saya ini ngomong ke mana-mana. Tetapi itu jalan sepi, jalan sunyi pada waktu itu," katanya.</div><div class="separator" style="clear: both;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both;">Ia juga mengatakan isu yang dibawa tokoh politik lain seperti Bahlil Lahadalia dan Luhut Binsar Pandjaitan berbeda. Pasalnya, menurut Qodari, kedua tokoh tersebut gencar menyuarakan perpanjangan masa jabatan dan bukan tiga periode.</div><div class="separator" style="clear: both;">"Bisa dicek, kami menolak, (karena) bermasalah secara konsep dan aturan," katanya.</div><div class="separator" style="clear: both;">Isu ini belakangan ramai dan ditolak sebagian besar masyarakat serta elite politik. Salah satu yang menolak wacana tiga periode adalah rumah politik Jokowi yakni Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).</div><div class="separator" style="clear: both;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both;">Qodari mengaku tak mempermasalahkan hal tersebut dan mengatakan ide itu adalah pandangan masing-masing individu. "Ke depan, saya akan terus mengatakan begitu (tiga periode)," katanya.</div><div class="separator" style="clear: both;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both;">Ia juga menepis penolakan terhadap masa jabatan tiga periode berujung majunya Gibran Rakabuming Raka sebagai calon wakil presiden dari Prabowo Subianto. "Menurut saya, itu akumulasi dari proses-proses politik yang terjadi," katanya.</div><div class="separator" style="clear: both;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both;">Qodari juga menilai Jokowi merupakan tokoh politik terkuat di Indonesia saat ini. Alasannya, mantan Wali Kota Solo itu tak hanya kuat di tingkat elite namun juga di masyarakat. "Syarat orang kuat itu harus kuat dua-duanya," katanya.</div><div class="separator" style="clear: both;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both;">Kuatnya Jokowi terlihat pada tingkat kepuasan pada kinerjanya hingga akhir periode kedua menjabat. Qodari lalu membandingkan situasi ini dengan masa Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).</div><div class="separator" style="clear: both;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both;">"Pak SBY itu tahun 2014, itu tingkat kepuasannya itu kan setahun sebelumnya kan cuma 35%," katanya.</div><div class="separator" style="clear: both;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both;">Qodari mengatakan dengan situasi tersebut, maka langkah politik Jokowi masih tetap harus diperhatikan. "Istilah lame duck segala macam itu enggak berlaku bagi Pak Jokowi," kata Qodari.</div><div class="separator" style="clear: both;"> </div><div class="separator" style="clear: both;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both;">Sumber:</div><div class="separator" style="clear: both;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://www.msn.com/id-id/ekonomi/ekonomi/cerita-di-balik-munculnya-usulan-jokowi-tiga-periode/ar-AA1kTn04?ocid=msedgntp&cvid=56049f8475bb4653a67d71c5c39c7765&ei=19">Cerita Di Balik Munculnya Usulan Jokowi Tiga Periode (msn.com)</a></div><div class="separator" style="clear: both;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both;"><br /></div></div>shofwankarim.blogspot.comhttp://www.blogger.com/profile/03877012215671288517noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-30391757.post-43354806415533232542023-02-23T09:49:00.001+07:002023-02-23T09:49:50.764+07:00Warna Kehidupan dalam Photo 2014<iframe width="480" height="270" src="https://youtube.com/embed/gO-_ynslWpc" frameborder="0"></iframe>shofwankarim.blogspot.comhttp://www.blogger.com/profile/03877012215671288517noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-30391757.post-70975025778066641802023-02-10T10:22:00.000+07:002023-02-10T10:22:11.240+07:00Alumni Testimony of aaa-ws <p> https://at.tumblr.com/aaa-ws/708836513834729472/lo5lgw6jmcdr</p><p><br /></p><p><br /></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><iframe allowfullscreen="" class="BLOG_video_class" height="266" src="https://www.youtube.com/embed/aVh1E6ovSg8" width="320" youtube-src-id="aVh1E6ovSg8"></iframe></div><br /><p><br /></p>shofwankarim.blogspot.comhttp://www.blogger.com/profile/03877012215671288517noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-30391757.post-46393775396305658352022-07-07T16:53:00.001+07:002022-07-07T16:53:18.951+07:00USA IV 2005 ,10 States, USA, From 17 Countries Participants<iframe style="background-image:url(https://i.ytimg.com/vi/JAsY_g4Ih3w/hqdefault.jpg)" width="480" height="360" src="https://youtube.com/embed/JAsY_g4Ih3w" frameborder="0"></iframe>shofwankarim.blogspot.comhttp://www.blogger.com/profile/03877012215671288517noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-30391757.post-32616585739047206882022-07-07T16:32:00.001+07:002022-10-24T22:15:58.757+07:00IVLP 2005 Grassroots Democracy Pada 10 Negara Bagian USA dari 17 Negara<p> </p>shofwankarim.blogspot.comhttp://www.blogger.com/profile/03877012215671288517noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-30391757.post-75354085004679126202022-04-01T07:46:00.002+07:002022-04-01T07:46:38.757+07:00Saga Jantan dan Teologi Bencana<p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjjEREkuve50uOEP_jign-MBlhBFC_XXvkJo4DZV6H8OIU43r8e_hl_nTI5BWOkdTaM6je12tj3rfBJCJqsVEGPQIYujaXHuqU78PbgZhj1dUAKDi5zLLAhWtHsgJjGXldxEUPxjtQLs4KTm8ZdFxeJnxR2_MiVLs_nmobYg-dkK6RjomoVMxg/s1368/Screenshot%202022-04-01%20at%207.41.25%20AM.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1368" data-original-width="670" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjjEREkuve50uOEP_jign-MBlhBFC_XXvkJo4DZV6H8OIU43r8e_hl_nTI5BWOkdTaM6je12tj3rfBJCJqsVEGPQIYujaXHuqU78PbgZhj1dUAKDi5zLLAhWtHsgJjGXldxEUPxjtQLs4KTm8ZdFxeJnxR2_MiVLs_nmobYg-dkK6RjomoVMxg/s16000/Screenshot%202022-04-01%20at%207.41.25%20AM.png" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjDK7npDfF9QXWIicCWXZUNm5ohzzNPXEw_7U8mmEubJhi9YEXWNMpEB9JX1MoCFk16I9H73IXMj4f3IRZj1owy0LYsgFI96D_eWFaIJxlLCqS4ID6R1KBuZ_t-wZbjKi5a2BlbaHXzV3v1uGP7bLtlhrPlRLy37-kVAaUMp7KeKW7mFaFxWhs/s1404/Screenshot%202022-04-01%20at%207.42.22%20AM.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1404" data-original-width="1106" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjDK7npDfF9QXWIicCWXZUNm5ohzzNPXEw_7U8mmEubJhi9YEXWNMpEB9JX1MoCFk16I9H73IXMj4f3IRZj1owy0LYsgFI96D_eWFaIJxlLCqS4ID6R1KBuZ_t-wZbjKi5a2BlbaHXzV3v1uGP7bLtlhrPlRLy37-kVAaUMp7KeKW7mFaFxWhs/s16000/Screenshot%202022-04-01%20at%207.42.22%20AM.png" /></a></div><br /> <p></p>shofwankarim.blogspot.comhttp://www.blogger.com/profile/03877012215671288517noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-30391757.post-12140467665705831022022-04-01T07:37:00.002+07:002022-04-01T07:37:41.349+07:00GMM, Terdakwa dan Terbela<p> </p><p><br /></p><p style="text-align: center;">Komentar ini sudah tayang di Harian Singgalang, 28 Maret 2022.</p><p><br /></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiN48U7vysXl-T0KiqvqTJwViHdKUiL2TTWJaevz3hBJ5IzjZcE68LM_MR_Z3a3hDl6yAz88f2f41K9H00YmkU4W321mBw4cwbHLP6f35KWwmRnkJEfWZD3ZIzDV6edCMUABr-tslquLCpud7q-bQqo7Hzzi3bC4KMHJhuAu56m69Oyw-1Uy5U/s1090/Screenshot%202022-04-01%20at%207.33.24%20AM.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1090" data-original-width="558" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiN48U7vysXl-T0KiqvqTJwViHdKUiL2TTWJaevz3hBJ5IzjZcE68LM_MR_Z3a3hDl6yAz88f2f41K9H00YmkU4W321mBw4cwbHLP6f35KWwmRnkJEfWZD3ZIzDV6edCMUABr-tslquLCpud7q-bQqo7Hzzi3bC4KMHJhuAu56m69Oyw-1Uy5U/s16000/Screenshot%202022-04-01%20at%207.33.24%20AM.png" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEikEOxILjyRJsxlIDWTlB7stMTTiAXM5OuDsRagJ0kid3DFKCOwPFYvtI2nFHLgUiAdt_smVZ3WlSygPccAGmwAlTVesx9qmQqHlUxV33y53F1-5I16wHrKYB15fbC6ZyTsLhiX9aX65QPsxA6IjZQdULkmhLQS0f8XWFRt4E6iMQSBYqd2SuY/s884/Screenshot%202022-04-01%20at%207.34.00%20AM.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="808" data-original-width="884" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEikEOxILjyRJsxlIDWTlB7stMTTiAXM5OuDsRagJ0kid3DFKCOwPFYvtI2nFHLgUiAdt_smVZ3WlSygPccAGmwAlTVesx9qmQqHlUxV33y53F1-5I16wHrKYB15fbC6ZyTsLhiX9aX65QPsxA6IjZQdULkmhLQS0f8XWFRt4E6iMQSBYqd2SuY/s16000/Screenshot%202022-04-01%20at%207.34.00%20AM.png" /></a></div><br /><p><br /></p>shofwankarim.blogspot.comhttp://www.blogger.com/profile/03877012215671288517noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-30391757.post-21980927043042200052021-09-16T11:17:00.000+07:002021-09-16T11:17:58.020+07:00Wacana Pluralisme antara Pemahaman Publik dan Pemikiran Akademik di Indonesia<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjxp9-0bOUlbyFVVnAnqKi9sL-9GwIrUI5nSHpjfZOAVPW6B6cr74kieWICPt2LBZ3NnlxL-7j5YXcf_FxebdbFf7AVqFaid9u1uctUvvmSkZH_FKbvQ8_aqlb5K442NP4FoGPGeg/s1600-h/Set483_01.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="" border="0" height="480" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5178635748890223362" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjxp9-0bOUlbyFVVnAnqKi9sL-9GwIrUI5nSHpjfZOAVPW6B6cr74kieWICPt2LBZ3NnlxL-7j5YXcf_FxebdbFf7AVqFaid9u1uctUvvmSkZH_FKbvQ8_aqlb5K442NP4FoGPGeg/w640-h480/Set483_01.jpg" style="cursor: pointer; float: left; margin: 0px 10px 10px 0px;" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i>Adam Putra Shofwan dan Dior Eddy Pratomo, London, Agustus 2004 (Foto: Dok SK)<br /></i></b><br /></td></tr></tbody></table><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj6bvfsY8ZOo7ew1wFWcj3c7djjK35P6zxLi-0DYg-vKZ29AedlSFEAvYKH1-L6ppdY9yyky_2lNbRBP1xG78tycpVMuY4wh305DDU5iOwIpbCTRHsyf8mc68QG3lZdkQx3JodN-A/s1600-h/Set472_01.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5178635955048653586" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj6bvfsY8ZOo7ew1wFWcj3c7djjK35P6zxLi-0DYg-vKZ29AedlSFEAvYKH1-L6ppdY9yyky_2lNbRBP1xG78tycpVMuY4wh305DDU5iOwIpbCTRHsyf8mc68QG3lZdkQx3JodN-A/s16000/Set472_01.jpg" style="cursor: pointer; float: left; margin: 0px 10px 10px 0px;" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i>Ms Syalabi dan Adam Putra Shofwan di Lantai 7 Perpustakaan Nasional Ismailiah-Alexandaria, Mesir, Juli 2004 (Foto: Dok SK)<br /><br /></i></b></td></tr></tbody></table>
<strong>Wacana Pluralisme antara
Pemahaman Publik dan Pemikiran Akademik di Indonesia1</strong><div><strong> </strong></div><div>Oleh Shofwan Karim2 </div><div> </div><div><b>I.Pendahuluan</b> </div><div><br /></div><div> Wacana (diskursus) pluralisme di Indonesia cukup kencang dan marak sejak beberapa dekade belakangan sampai saat ini (tulisan dibuat 2007) . Beberapa kelompok dan perorangan pakar Islam tentang pemikiran moderen Islam cukup gencar membicarakannya. Wacana itu berkembang dalam karya tulis, ceramah, diskusi dan seminar baik langsung maupun melalui media massa. </div><div><br /></div><div>Para akademisi memperdebatkannya secara intensif dengan cara ilmiah dan dapat menambah wawasan ilmu dan akademik. Sejalan dengan itu, dalam sosialisasi pemikiran itu terpapar dan tertayangkan dalam media massa grafika, audio-visual dan elektronika yang diakses langsung oleh kalangan umum.
Konsekuensinya, wacana pluralisme ditanggapi dengan beragam. </div><div><br /></div><div>Respon kalangan akademik yang kontra pemikiran pluralisme dapat dimengerti karena mereka dapat memilah-milah secara rasional sesuai latar belakang akademik mereka. Akan tetapi di kalangan masyarakat umum, penolakan pemikiran telah berimplikasi disharmoni sosial yang bersifat fluktuatif. </div><div><br /></div><div>Terutama munculnya prasangka dan gunjingan tidak sehat. Pada gilirannya menbuat tuduhan merendahkan bahkan membuat stigma amat negatif terhadap lembaga dan perorangan yang dilekatkan sebagai subyek yang dianggap mengembangkan pemikiran pluralisme tadi. </div><div><br /></div><div>Beberapa lembaga dan tokoh telah dianggap terpojokkan oleh keadaan itu. Suasana dan lingkungan yang demikian boleh jadi membawa resiko kepada perkembangan pemikiran Islam ke depan yang kurang kondusif. Hal ini dapat membawa kepada situasi bahwa setiap pemikiran yang tidak sesuai dengan aliran yang telah mapan dianggap sesat dan menyesatkan. </div><div><br /></div><div>Dalam kerangka itulah, maka perlu dikaji secara proporsional wacana pluralisme dalam pemahaman publik dan pemikiran teoritis ilmiah tentang pluralisme secara akademik. Selanjutnya, di mana letak perbedaan pemahaman dan pemikiran itu serta bagaimana cara menghampiri keduanya sehingga menjadi produktif untuk perkembangan pemikiran Islam ke depan. Lebih dari itu, publik boleh jadi dapat merasa lebih lapang dan merasa mendapat ruang yang kondusif serta tidak terbaikan.<div><br /></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj4JvvaWqO3B3sI8Hc3f1pg1HtUoCMtWa-kWAZ-a09d4Bn58pycP0yG_Zn6egFXMXFQgS9-t9e1kmGRXYqqqeI-ePld0nsEvFWPP2TNxl9TcXLqb1FWtT_OQcJ28bRXNePR10izxQ/" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="" data-original-height="150" data-original-width="200" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj4JvvaWqO3B3sI8Hc3f1pg1HtUoCMtWa-kWAZ-a09d4Bn58pycP0yG_Zn6egFXMXFQgS9-t9e1kmGRXYqqqeI-ePld0nsEvFWPP2TNxl9TcXLqb1FWtT_OQcJ28bRXNePR10izxQ/w640-h480/image.png" width="640" /></a></div><div style="text-align: center;"><span style="text-align: left;"><b><i>Setelah diskusi di Three Face Forum Dialogue</i></b></span><i><b>, London, UK, Agustus, 2004</b></i></div><br /></div><div><br /></div><div> <b>II. Wacana Publik tentang Pluralisme</b></div><div><br /></div><div> Musyawarah Nasional VII Majelis Ulama Indonesia (MUI) tahun 2005 dalam Keputusan Fatwanya No. 7/Munas VII/MUI/11/2005 tentang Pluralisme, Liberalisme dan Sekularisme Agama telah menggambarkan kegelisahan yang amat mendalam soal perkembangan pemikiran Islam kontemporer di negeri ini. </div><div><br /></div><div>Di dalam konsideran menimbang fatwa itu dikatakan “ bahwa berkembangnya paham pluralisme agama, liberalisme dan sekularisme serta di kalangan masyarakat telah menimbulkan keresahan sehingga sebagian masyarakat meminta MUI untuk menetapkan fatwa tentang masalah tersebut.” (DDII, 2005:227). </div><div><br /></div><div> Sebenarnya, fatwa MUI tentang pluralisme merupakan satu paket dalam 11 fatwa lainnya produk Munas tadi. Di antaranya yang terkait langsung dengan pluralisme ini adalah (1) do’a bersama, (2)perkawinan beda agama, (3) kewarisan beda agama, (4)pluralisme, liberalisme, dan sekluarisme agama, (5) wanita menjadi Imam Shalat (6)aliran Ahmadiyah. Sementara 5 fatwa lainnya tidak terkait langsung dengan wacana pluralisme yang dibahas tulisan ini . 3
Tabel : Fatwa MUI tentang Pluralisme
No Keputusan Isu Keputusan
1 No. 3 Do’a bersama Mengamini orang yang berdo’a, termasuk do’a; do’a bersama antara Muslim dan Muslim adalah bid’ah; orang Islam haram mengikuti dan mengamini do’a yang dipimpin non-muslim; do’a bersama dengan non muslim yang dipimpin tokoh Islam adalah mubah .
2 No. 4 Perkawinan beda agama Perkawinan beda agama adalah haram dan tidak sah; perkawinan laki-laki muslim dengan wanita ahlu kitab menurut qaulul mu’tamad adalah haram dan tidak sah.
3 No. 5 Kewarisan beda agama Islam tidak memberikan hak mewarisi antara orang-orang yang berbeda agama; pemberian harta antar orang yang berbeda agama hanya dapat dilakukan dalm bentuk hibah, wasiat dan hadiah.
4 </div><div><br /></div><div>No. 7 Pluralisme, liberalisme dan sekularisme agama. <b><i>Pertama</i></b>: ketentuan umum. Yang dimaksud pluralisme agama adalah suatu paham yang mengajarkan bahwa semua agama adalah sama dan karenanya kebenaran setiap agama adalah relatif; oleh sebab itu, setiap pemeluk agama tidak boleh mengklaim bahwa hanya agamanya saja yang benar sedangkan agama yang lain adalah salah. </div><div><br /></div><div>Pluralisme juga mengajarkan bahwa semua pemulk agama akan masuk dan hidup berdampingan di syurga.
Pluralitas agama adalah sebua kenyataan bahwa di negara atau daerah tertentu terdapat berbagai pemeluk agama yang hidup berdampingan. </div><div><br /></div><div> Liberalisme adalah memahami nash-nash agama (al-Qur’an dan sunnah) dengan menggunakan akal pikiran yang bebas; dan hanya menerima doktrin-doktrin agama yang sesuai dengan akal pikian semata. </div><div><br /></div><div> Sekularisme adalah memisahkan urusan dunia dari agama; agama hanya digunakan untuk mengatur hubungan pribadi dengan Tuhan, sedangkan hubungan sesama manusia diatur hanya dengan berdasarkan kesepakatan sosial. </div><div><br /></div><div> <b><i>Kedua</i></b>, ketentuan umum. Pluralisme, sekularisme dan liberalisme agama sebagaimana dimaksud pada bagian pertama adalah paham yang bertentangan dengan ajaran Islam .
Umat Islam haram mengikuti paham pluralisme, lierbalisme dan sekularisme agama.
Dalam masalah aqidah dan ibadah, umat Islam wajib bersikap ekslusif, dalam arti haram mencampurkan aqidah dan ibadah umat Islam dengan aqidah dan ibadah umat Islam dengan aqidah dan ibadah pemeluk agama lain.
Bagi masyakat muslim yang tinggal bersama pemeluk agama lain (pluralitas agama), dalam masalah umat Islam bersikap inklusif, dalam arti tetap melakukan pergaulan sosial dengan pemeluk agama lain sepanjang tidak saling merugikan.
5 No. 9 Wanita menjadi imam shalat Wanita menjadi imam shalat berjama’ah yang di antara makmumnya terdapat laki-laki hukumnya haram dan tidak sah
Wanita menjadi imam shalat berjama’ah yang makmumnya wanita, hukumnya mubah.
6 No. 11 Aliran Ahmadiyah Menegaskan kembali keputusan fatwa MUI dalam Munas II tahun 1980 yang menetapkan bahwa aliran Ahmadiyah berada di luar Islam, sesat dan menyesatkan serta orang Islam yang mengikutinya adalah murtad (keluar dari Islam)
Bagi mereka yang terlanjur mengikuti aliran Ahmadiyah supaya segera kembali kepada ajaran Islanyan haq (al-ruju’ ilal haq), yang sejalan dengan al-Qur’an dan al-Hdis.
Pemerintah berkewajiban untuk melarang penyebaran faham Ahmadiyah di seluruh Indonesia dan membekukan organisasi serta menutup semua tempat kegiatannya. </div><div><br /></div><div><br /></div><div><b> III. Tinjauan akademik</b> </div><div> Masyarakat majemuk atau masyarakat plural dapat dipahami sebagai masyarakat yang terdiri dari berbagai kelompok dan strata sosial, ekonomi, suku, bahasa, budaya dan agama. Di dalam masyarakat plural, setiap orang dapat bergabung dengan kelompok yang ada, tanpa adanya rintangan-rintangan yang sistemik yang mengakibatkan terhalangnya hak untuk berkelompok atau bergabung dengan kelompok tertentu (Asykuri, dkk., 2002:107) </div><div><br /></div><div> Pluralitas baru bermakna positif bila ada interaksi dan relasi saling percaya antara sesama (<i>social-trust</i>). Hal itu merupakan prasyarat untuk terciptanya masyarakat yang beradab dan bermartabat . Yaitu masyarakat yang memiliki moral, akhlak, etika, budi luhur, santun, sabar dan arif, menghormati hak asasi, menghormati diri sendiri dan orang lain, bangsa sendiri dan bangsa lain, suku dan kelompok sendiri dan suku serta kelompok lain. </div><div><br /></div><div>Dengan begitu upaya untuk mencapai kualitas hidup yang optimal untuk menjadi lebih sejahtera, berkeadilan dan berkemakmuran, niscaya akan membawa masyarakat itu dapat duduk sama rendah dan tegak sama tinggi dengan bangsa-bangsa lain di dunia.
Untuk maksud tersebut diperlukan infra struktur harmonisasi sosial dalam kehidupan bersama. </div><div><br /></div><div>Menghormati pluralitas harus sejalan dengan menghormati peradaban dan martabat. Tidak ada artinya pluralitas kalau yang dipertahankan adalah budaya primitif, keterbelakangan dan hanya asal berbeda dengan alasan kemurnian penghormatan budaya lokal atau hak asasi manusia tanpa mempertimbangkan hak manusia lainnya dalam sistem kehidupan bersama. </div><div><br /></div><div> <b>IV. Analisis Rekonstruktif </b><b>Karakter Pluralitas:
Pengalaman Indonesia</b> </div><div><br /></div><div> Secara umum pandangan dunia atau <i>world-view </i>bangsa ini terhadap dirinya tentang kemajemukan (pluralitas) dapat didiskripsikan dalam <i>stream-line</i> (arus utama) menurut awal kelahiran bangsa, masa pertumbuhan dan masa perkembangan ke depan . </div><div><br /></div><div>Pengalaman itu tertata secara sosio-kultural, sosio-politik dan sosio-religius. Secara ringkas, dapat ditelusuri menurut periodikal sejarah yang dikategorikan sebabagai watak kultural, aslinya pada masa awal kelahiran bangsa, zaman revolusi dan awal kemerdekaan (1928-1959); watak politik dan kekuasaan (1959-1990); serta watak reformasi, priode sekarang dan ke depan . </div><div> </div><div>Karakter <i><b>Pertama</b></i>, watak majemuk secara sosio-kultural aslinya. Masyarakat Indonesia adalah terdiri atas bangsa yang bersuku-suku dengan cara hi dup bermasyarakat dan berbudaya, adat istiadat serta seribu lebih dialek lokal. Mereka hidup di atas lebihdari 17 ribu pulau yang membentang dari Sabang ke Merauke, dari Zulu ke Pulau Rote. Negeri ini pernah dijarah dan dijarah Portugis, Spanyol, Inggris dan dijajah Belanda, dan terakhir Jepang sejak abad ke 16 sampai pertengahan abad ke-20. </div><div><br /></div><div>Jauh sebelumnya telah berdiri kerajaan Sriwijaya, Mojopahit dan kerajaan Mataram serta kesultanan-kesultanan Islam di berbagai wilayah nusantara. Secara historikal oleh Koentjaraningrat (1979 : 21-34) kemajemukan Indonesia menerima pengaruh dari kebudayaan Hindu, Islam dan Eropa di masa lalu. Akan tetapi di abad ke-20, dalam kemajemukan dan perbedaan-perbedaan itu masyarakat yang belum menjadi satu bangsa itu mempunyai tekad untuk bersatu dengan dikumandangkannya tekad Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. </div><div><br /></div><div>Tekad itu pula yang mengantarkan bangsa ini menyatakan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945. Pada masa awal, istilah kemajemukan merupakan kosa kata murni dalam mengatakan kebermacaman atau keberagaman bangsa Indonesia. Lalu dicanangkan motto bhinneka tungal ika: masyarakat majemuk tetapi tetap bersatu atau <i>unity in diversity</i>. </div><div><br /></div><div>Motivasi aplikasi kosa kata itu datang dari dalam diri masyarakat dan bangsa Indonesia sendiri. Katakanlah, bahwa pluralisme berakar dari ideologi dan sosio-kulturalnya sendiri. </div><div><br /></div><div> Karakter<b> <i>kedua</i></b>, watak sosio-politik dan kekuasaan. Setelah era proklamasi bangsa ini mencitrakan diri sebagai bangsa majemuk untuk mengisi kemerdekaan dengan mengikuti cara-cara demokrasi politik liberalisme Barat. Di sini dimulai pengaruh kultur politik kosmo-globalisme. </div><div><br /></div><div>Dengan dikeluarkannya Maklumat Presiden No X, 16 Oktober 1945 yang intinya mengubah sistem pemerintahan Presidentil ke Parlementer dan Maklumat Presiden 3 November 1945 tentang kesempatan rakyat mendirikan partai-partai, merupakan awal pluralitas-politik yang syah. </div><div><br /></div><div>Dengan begitu maka niat monolitik Soekarno yang hanya akan menggiring PNI sebagai satu-satunya partai politik, berubah kepada dibolehkannya hidup banyak partai. Kehidupan multi partaipun dimulai. Dengan demikian pluralitas politik dihalalkan, hanya dengan satu restriksi, bahwa partai jangan hanya asal berdiri saja melainkan turut memperjuangkan kepentingan rakyat banyak: “mempertahankan kemerdekaan “ dan “memperjuangkan keamanan rakyat” (Deliar Noer, 1990 : 284-289). </div><div><br /></div><div>Mungkin kebebasan itu secara teoritikal adalah baik. Akan tetapi karena para pemimpin dan masyarakat politik pada masa itu ditambah rakyat yang belum terdidik secara memadai maka kebebasan multi partai itu tidak membawa keuntungan amat berarti dalam perkembangan bangsa. Keadaan itu telah membawa ketidak-stabilan pemerintah dengan berganti-gantinya kabinet. </div><div><br /></div><div>Lebih dari itu Soekarno yang merasa jabatan Presiden hanya sebagai simbol negara, ingin mendominasi kekuasaan. Puncaknya adalah mundurnya Mohammad Hatta sebagai Wakil Presiden th 1956 (Ibid, 482). Kemudian berturut-turut dibubarkannya Partai Sosialis Indonesia (PSI) dan membubarkan dirinya Partai Masyumi pada 1959 dan pembubaran resminya oleh Presiden Soekarno th. 1960. </div><div><br /></div><div><span style="color: red;">Selanjutnya kehidupan nasional didominasi oleh jargon Nasakom (Nasional, Agama dan Komunis). Nasakom waktu itu merupakan soko guru Soekarno sebagai tri-tunggal politik nasionalis yang citrakan sebagai PNI, Islamis yang dicitrakan NU dan Komunis dan sosialis yang dicitrakan sebagai PKI .</span></div><div><br /></div><div> Dengan segala resikonya, moto bhinneka tunggal ika (berbeda-beda tetapi tetap satu kesatuan) sudah dikerdilkan dari plate-form politik.
Keadaan serupa dengan substansi yang berbeda terjadi pada masa Orde Baru. </div><div><br /></div><div>Ketika Masyumi ingin dihidupkan kembali oleh para pemimpinnya yang baru keluar dari penjara Orde Lama (Orla) seperti M. Natsir, M. Rum, Kasman Singodimejo dan lain-lain, partai itu tidak dibenarkan menamakan diri Masyumi dan harus yang memegang pucuk pimpinan partai yang menampung eks Masyumi itu bukan tokoh lama. </div><div><br /></div><div>Maka lahirlah Parmusi yang dipimpin Djarnawi Hadikusuma dan Sekjen Lukman Harun yang belakangan terlalu dekat dengan kelompok mantan tokoh masyumi. Mereka lalu digantikan oleh tokoh yang dianggap lebih dekat dengan Orde Baru (Orba) seperti Mintareja dan kemudian J. Naro. </div><div><br /></div><div>Episoda berikutnya pada pentas politik nasional awal Orba itu terdapat 9 partai, termasuk Parmusi dan 1 Golkar. Belakangan kecuali Golkar, 9 partai tadi dilikuidasi (istilah waktu itu fusi) menjadi 2 Partai Politik: PPP dan PDI, pada th 1973 (Sahar L. Hasan, Ed. 1998: 15). </div><div><br /></div><div>Sejak itu di Indonesia hanya terdapat 2 Parpol dan 1 Golkar yang menjalankan fungsi kekuatan resmi sebagai infra struktur politik. Dengan 3 kekuatan politik itu, pluralitas politik pada dekade awal Orde Baru itu secara relatif masih ada termasuk masih dibolehkannya 2 parpol tadi berasaskan idelogi Islam dan Nasionalisme. </div><div><br /></div><div>Sementara Golkar tetap dengan ideologi Pancasilanya. Belakangan terjadi perubahan total. Dengan alasan politik sebagai panglima dan keragaman idelogi telah merusak tatanan bangsa pada masa Orla, maka keragaman atau pluralitas ideologi harus dilenyapkan. </div><div><br /></div><div>Kemauan itu terealisasikan dengan disyahkannya UU No. 3 tentang Parpol, th 1975 dan UU No. 5 tentang Ormas th. 1985. Pqda kedua UU diwajibkannya asas tunggal sebagai ideologi dasar dan asas Parpol dan Ormas. Upaya pengasastunggalkan itu juga didasari dengan alasan-alasan kepentingan integrasi nasional, perlunya cara pandang kesatuan udara, laut dan darat sebagai satu kesatuan dan perlunya cara pandang berwawasan nusantara (Sutopo Yuwono, Alfian, Ed, 1985 : 83-95). </div><div><br /></div><div>Dengan begitu maka pluralitas ideologi sudah terkubur.
Selain itu, pluralitas sosial budaya yang pada masa pra dan awal kemerdekaan hingga masa akhir masa Orla masih berkembang simultan dan agak proporsional. Belakangan berubah secara signifikan. </div><div><br /></div><div>Bahasa Indonesia yang terdiri dari Bahasa Melayu ditambah bahasa daerah lainnya dan Bahasa Asing, terkooptasi dengan kosa kata dan istilah-istilah Jawa dan Sanskerta. Sekedar menyebut contoh, muncullah istilah Parasamya Purnakarya Nugraha untuk anugrah pembangunan. Bina Graha untuk kantor Presiden dan sebagainya. </div><div><br /></div><div>Watak pluralitas tidak lagi teraplikasikan dalam kehidupan bangsa secara berimbang tetapi telah terkooptasi oleh satu budaya suku bangsa mayoritas yang memegang tampuk kekuasaan. </div><div><br /></div><div> Karakter <b><i>ketiga</i></b>, pluralitas agama secara sosiologis . Dalam rentangan waktu, diskursus pluralitas agama secara sosiologis, tidaklah terkait secara padu dengan kenyataan reformasi politik di Indonesia dengan jatuhnya Soeharto 21 Mei 1998. Karena, pada dasarnya diskursus pluralitas agama sudah jauh ada sejak masa awal Orde Baru terutama dalam hubungan Islam dan Kristen. Tetapi karena watak Orde Baru kala itu yang selalu merujuk kepada kestabilan pembangunan sehingga melahirkan trilogi pembangunan yang disebut: stabilitas keamanan; pertumbuhan ekonomi dan; pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya, maka setiap gejala yang mengedepankan diskursus tentang pluralitas agama selalu dikaitkan dengan kewaspadaan yang akan mengganggu kepentingan nasional. </div><div><br /></div><div>Maka setiap yang berbau intrik suku, agama dan hubungan antara golongan (SARA) yang bersifat primordialistik, selalu ditekan.
Khusus hubungan antar agama , pemerintah mempunyai kredo yang disebut <b>tri-krukunan hidup antar pemeluk agama</b>. Ketiganya adalah kerukunan hidup <b>internal</b> umat beragama; kerukunan hidup <b>antar</b> umat berlainan (eksternal) agama; dan kerukunan hidup pemeluk dan organisasi agama dengan <b>pemerintah</b>. </div><div><br /></div><div>Hasilnya, pada masa itu, meskipun ada gangguan misalnya pelecehan tempat ibadah agama tertentu oleh pihak lain sehingga menimbulkan kerusuhan, tidaklah akan berlangsung lama dan traumatis. Pihak keamanan dan berwajib cepat memadamkannya. </div><div><br /></div><div> Pada dekade akhir Orde Baru, formula dan keran kebebasan semakin terbuka. Setelah masa reformasi keran yang semakin terbuka tadi itu bahkan memberikan kebebasan yang amat sangat. Sebagian ada yang mengatakan kebebasan yang kebablasan. Maka wilayah yang selama ini amat sensitif seperti SARA di masa orde baru, sudah tidak lagi tabu untuk publikasi dan diwancanakan di mana-mana. Maka wacana hubungan antar umat beragama amat intensif dikaji dalam berbagai istilah pluralitas agama. </div><div><br /></div><div>Pada dasarnya, agama secara sosiologis dipandang sebagai sesuatu yang <i><b>given</b></i> dan <b><i>sunnatullah</i></b> memang beragam-ragam dan berbeda-beda (Tobroni-Syamsul Arifin, 1994: 33-34). Akan tetapi, sebagai mana nanti akan disinggung, pluralitas agama akan mengalami multi-tafsir dan pada gilirannya ada yang menganggap sebagai sumber gesekan dan sengketa dalam masyarakat.
Pluralitas Agama
Di Indonesia sejak awal kemerdekaan, sudah diterima. Agama yang dinyatakan resmi adalah Islam, Katholik, Protestan, Hindu, Budha, dan sejak pemerintahan Gus Dur ditambah dengan Kong Hu Cu (Konfusionisme). </div><div><br /></div><div>Di kalangan pemeluk agama, secara umum pandangan dan pemahaman eksistensi masing-masing agama dalam kaitan kehidupan bersama dalam bermasyarakat dapat diterima. Tentu saja dengan segala resiko kepelbagaian dan keberagaman atau kemajemukan. Inilah yang di dalam tulisan ini disebut sebagai <b>pluralitas sosiolo-kultural agama.</b> </div><div><br /></div><div>Yang dimaksud adalah perbedaan kelompok, suku, bahasa, budaya dan adat-istiadat, serta agama yang dianut.
Pengakuan formal oleh negara telah diakomodasikan di dalam struktur Departemen Agama dengan diformasikannya dalam struktur organik Direktorat Jenderal masing-masing agama tadi. </div><div><br /></div><div>Dengan demikian, baik secara formal maupun informal, kenyataan bahwa kehadiran agama-agama secara sosiologis dan supra struktur pemerintahan dapat diterima sebagai sebagai hal yang syah. Kalangan Islam merujuk pluralitas sosiologis itu dari pedoman pokoknya al-Qur’an. Oleh mayoritas kalangan Islam pluralitas sosiologi itu diterima sebagai sesuatu yang murni. Inilah yang dirujuk kepada QS.49:134. Perbedaaan antara manusia dalam bahasa dan warna kulit harus diterima sebagai kenyataan positif dan itu merupakan tanda-tanda kekuasaan Allah(QS, 30:22).5 </div><div><br /></div><div>Kemajemukan dan perbedaan cara pandang di antara manusia tidak perlu menimbulkan kegusaran tetapi hendaklah dipahami sebagai pangkal tolak dorongan untuk berlomba-lomba dalam kebaikan . Tuhanlah yang akan menerangkan mengapa manusia berbeda, nanti ketika kita kembali kepada-Nya (QS, 5:48). 6 </div><div><br /></div><div> Di dalam kenyataan kehidupan pluralitas sosio-kultural itu ternyata telah menimbulkan berbagai pengalaman empirik yang berbeda-beda pula pada setiap bangsa, kawasan, ethnik dan kelompok. Agama yang pada mulanya diterima dalam batas sosio-kultural tadi ternyata dalam implikasi dan pluktuasi pengalaman-pengalaman itu, kadang kala berubah menjadi faktor yang berkelindan dengan fanatisme sosio kultural lainnya seperti sosio-politik, sosio-ekonomi. </div><div><br /></div><div>Rumitnya pada waktu wilayah kepentingan pribadi dan kelompok dimasuki oleh provokator untuk kepentingan sesaat seperti politik-kekuasaan dan kemauan untuk menghegemoni kelompok lain, resiko konflik menjadi lebih besar. Maka agama menjadi rawan bukan saja menjadi potensi integrasi tetapi dapat menjadi potensi konflik terbuka. </div><div><br /></div><div>Disinilah agama sebagai unsur pluralitas masyarakat dianggap dapat menjadi faktor ancaman bagi kehidupan bermasyarakat yang beradab dan bermartabat.
Akan tetapi apakah kondisi itu murni hanya karena kecemburuan sosiologis? </div><div><br /></div><div>Pertanyaan ini hendak dijawab oleh para peneliti dengan mengkaji kemungkinan adanya pontensi konflik lain yang lebih signifikan. Misalnya adakah potensi konflik itu berdasarkan konsep teologis atau cara masyarakat beragama dalam menerapkan akidah- tauhidnya? </div><div><br /></div><div>Pertanyaan ini menjadi relevan dikaitkan dengan tiga sikap dalam teologi agama-agama sebagai watak pluralitas yang disebut dengan ekslusifisme, inklusfisme dan paralelisme (Budhy Munawar-Rachman, 2001: 44-52). </div><div><br /></div><div><b><i> Pertama</i></b>, sikap <b>Eksklusif</b>. Sikap yang menganggap tidak ada kebenaran dan jalan keselamatan selain agamanya sendiri. Atau dengan ungkapan lain tidak ada agama yang benar selain agamanya sendiri. Sikap seperti ini ternyata ada di dalam pemeluk berbagai agama. Di kalangan penganut Nashrani, Yesus adalah satu-satunya jalan keselamatan . “ Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.” (Yohanes, 14:6). </div><div><br /></div><div>Ayat ini dalam persepktif orang yang bersikap eksklusif sering dibaca secara literal. Ungkapan lain, “Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain Dia”, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain. Maka terkenallah istilah n<b><i>o other name</i></b> yang menyelamatkan manusia (Kisah Para Rasul 4, 12). </div><div><br /></div><div>Dengan istilah itu disimbolkan tidak adanya keselamtan di luar Yesus Kristus. Sejalan dengan itu ada pula pandangan eksklusif lain sejak abad pertama oleh Gereja yang dirumuskan sebagai <i>extra ecclesiam nullau salus</i> (tidak ada keselamatan di luar Gereja) dan <i>extra ecclesiam nullus propheta</i> (tidak ada nabi di luar Gereja). </div><div><br /></div><div>Pandangan ini pernah dikukuhkan dalam Konsili Florence 1442. Paradigma ekslusif itu, sampai sekarang selalu menjadi pegangan oleh para penganut garis keras para penginjil . Di antara penginjil Protestan yang menganut paradigma ini adalah Karl Bath dan Hendrick Kraemer. Nama yang kedua ini bahkan menulis buku <b>The Christian Message in Non-Christian World</b> mengatakan “Tuhan telah mewahyukan jalan, kehidupan dan kebenaran dalam Yesus Kristus dan menghendaki ini diketahui di seluruh dunia” (Ibid, 45). </div><div><br /></div><div> Sikap eksklusifisme dianggap para pengkaji pluralisme agama juga ada dari kalangan Islam. Beberapa ayat al-Qur’an oleh para pengkaji itu dapat pula dianggap sebagai rujukan kaum muslimin yang membawa kepada sikap eksklusif . Di antaranya adalah QS.5/Al-Maidah:3; 3/Ali-Imran: 85 ; dan 3/Ali Imran :19. <i>“Hari ini orang kafir sudah putus asa untuk mengalahkan agamamu. Janganlah kamu takut kepada mereka; takutlah kepada-Ku. Hari ini Ku-sempurnakan agamamu bagimu dan Ku-cukupkan karunia-Ku untukmu dan Ku-pilihkan Islam menjadi agamamu”; … Barang siapa menerima agama selain Islam maka tidaklah akan diterima dan pada hari akhirat ia termasuk golongan yang rugi”. …” Sungguh, agama pada sisi Allah adalah Islam”.</i></div><div><br /></div><div><i><b>
Kedua</b></i>, sikap <i><b>Inklusif</b></i>. Sikap ini bersumber kepada dokumen Konsili Vatikan II 1965 yang mempengaruhi komunitas Katolik. Produk Konsili itu yang berkaitan dengan agama lain ada pada “Deklarasi Hubungan Gereja dan Agama-agama Non Kristiani (Nostra Aetate) . Teolog penganut pandangan ini adalah Karl Rahner ( Ibid, 46). Ia mengatakan bahwa orang-orang Non-Kristiani juga akan selamat sejauh mereka didup dalam ketulusan hati terhadap Tuhan, karena kaarya Tuhan pun ada pada mereka, walaupun mereka belum pernah mendengar Kabar Baik (Kristen). </div><div><br /></div><div>Rahner menyebutkan sebagai sikap inklusif berdasarkan <i>the Anonymous Christian</i> (Kristen anonim). Sikap ini disebutkan oleh para kritikus pluralis sebagai membaca agama lain dengan kacamata agama sendiri. </div><div><br /></div><div>Pada perspektif ini, sikap inklusif dalam Islam tampaknya dapat merujuk kepada Teolog-filosof Muslim abad XIV Ibn Taymiah yang membedakan antara orang-orang dan agama Islam umum (yang <i>Non-Muslim par excellance</i>) , dan orang-orang dan agama Islam khusus (<i>Muslim par excellance</i>). (Ibid). </div><div><br /></div><div>Kata Islam sendiri di sini diartikan seabagai <b>“sikap pasrah kepada Tuhan</b>”. Sebagaimana dikutip Budhy MUnawar Rachman yang mengutip Nurcholish Madjid:
“Pangkal al-Islam ialah persaksian bahwa “ Tidak ada suatu Tuhan apapun selain Allah, Tuhan yang sebenarnya, “ dan persaksian itu mengandung makna penyembahan hanya kepada Allah semata meninggalkan penyembahan kepada selain Dia. Inilah al-Islam al-‘am (Islam umum, universal) yang Allah tidak menerima ajaran ketundukan selain daripadanya”.
“ Maka semua Nabi itu dan para pengikut mereka, seluruhnya disebut oleh Allah Ta’ala bahwa mereka adalah orang-orang muslim. </div><div><br /></div><div>Hal ini menjelaskan bahwa firman Allah Ta’ala, “<i>Barangsiapa menganut suatu din selain al-Islam maka tidak akan diterima daripadanya al-din dan di akhirat dia termasuk yang merugi</i> (QS, 3:85) dan firman Allah, “ <i>Sesungguhnya al-din di sisi Allah ialah al-Islam</i> (QS, 3:19”, yang menurut pemahaman NurchOlish berdasarkan Ibn Taymiyah itu –tidak khusus tentang orang-orang (masyarakat) yang kepada mereka Nabi Muhammad s.a.w. diutus, melainkan hal itu merupakan suatu hukum umum (<i>hukm ‘amm</i> ketentuan universal) tentang manusia masa lalu dan manusia kemudian hari (Ibid, 46-47). </div><div><br /></div><div> Dalam tafsiran mereka seperti diteruskan Budhy Munawar-Rachman, yang menganut paham disebut “<b>Islam Inklusif</b>” ini, mereka menegaskan sekalipun para nabi mengajarkan pandangan hidup yang disebut al-Islam dengan pemahaman ketundukan dan sikap pasrah, itu tidaklah berarti bahwa mereka dan kaumnya menyebut secara harfiah agama mereka al-Islam dan mereka sendiri sebagai orang-orang muslim. Itu semua hanyalah peristilahan Arab. Para Nabi dan Rasul, dalam da’wah mereka pada dasarnya menggunakan bahasa kaumnya masing-masing. Seperti QS, Ibrahim/14:4 “<i> Kami tidak mengutus seorang Rasul dengan kecuali dengan bahasa kaumnya</i>”. </div><div><br /></div><div>Selanjutnya Nurcholish Madjid mengatakan lagi :
Manusia berselisih tentang orang terdahulu dari kalangan umat Nabi Musa dan Nabi Isa, apakah mereka itu orang-orang muslim? Ini adalah perselisihan kebahasaan. Sebab “Islam khusus” (<i>al-Islam khashsh</i>) yang dengan ajaran itu Allah mengutus Nabi Muhammad saw. Yang mencakup syari’at al-Qur’an tidak ada yang termasuk ke dalamnya selain umat Muhammad saw. Dan al-Islam sekarang secara keseluruhan bersangkutan dengan hal ini. Adapun “ Islam umum” (<i>al-islam al’amm</i>) yang bersangkutan dengan syari’at itu Allah membangkitkan seorang nabi maka bersangkutan dengan islam-nya setiap umat yang mengikuti seorang Nabi dari para nabi itu. </div><div><br /></div><div> Menurut Budhy Munawar-Rachman, dari wacana di atas tadi dapat disimpulkannya bahwa kalangan Islam inklusif menganut suatu pandangan bahwa agama semua nabi adalah satu. “Para nabi adalah saudara satu ayah; ibu mereka banyak, namun agama mereka satu”. Rasulullah bersabda, “<i>Aku adalah orang yang paling berhak atas Isa putera Maryam di dunia dan akhirat. Para Nabi adalah saudara satu bapak, ibu mereka berbeda-beda namun agama mereka satu</i> (HR. Bukhari). </div><div><br /></div><div>Mereka yang bersikap inklusif ini selanjutnya mengutip QS, 3: 64, sebagai rujukan bahwa ada titik temu agama-agama, di mana masing-masing umat telah ditetapkan sebuah syir’ah (jalan menuju kebenaran) dan minhaj (cara atau metode perjalanan menuju kebenaran). </div><div><br /></div><div>Menurut kalangan Islam inklusif ini, Allah memang tidak menghendaki adanya kesamaan manusia dalam segala hal (monolitisme) . Adanya perbedaan menjadi motivasi berlomba menuju berbagai kebaikan; dan Allah akan menilai dan menjelaskan berbagai perbedaan yang ada itu. (QS, al-Maidah/5:48). </div><div><br /></div><div>Menurut Budhy Munawar-Rachman, di Indonesia pandangan ini secara kuat dianut oleh Nurcholish Madjid (Ibid, 48).</div><div><br /></div><div> <i>Ketiga</i>, sikap <b>Pluralisme</b>-<b>Paralelisme</b>. Gugusan pemikiran (paradigma) ini berpandangan bahwa setiap agama (agama-agama lain di luar Kristen) mempunyai jalan keselamatannya sendiri, dan karena itu klaim bahwa Kristianitas adalah satu-satunya jalan (sikap ekslusif), melengkapi atau mengisi jalan yang lain (sikap inklusif), haruslah ditolak, demi alasan teologis dan fenomenologis. </div><div><br /></div><div>Sikap pluralisme-paralelisme teologis dan fenomenalogis ini dengan sangat kuat dianut oleh para penganut pluralis yang asli, di antaranya adalah John Harwood Hicks dalam <b>God and the Universe of Faith</b> (1973). Pendapatnya dianggap suatu revolusi dalam pemikiran teologi agama-agama. Menurut Budhy Munawar-Rachman, Hicks menggunakan analogi astronomi sebagai berikut :
“ Menurut Ptolemeus, bumi adalah pusat dari seluruh alam semesta. Pergerakan planet-planet lain oleh postulating epicycle. Pertumbuhan jumlah epicycle menjadikan gambaran Ptolemeus makin tidak masuk akal. Karena itulah akhirnya muncul gambaran Kopernikus, yang menggantikan gambaran Petolemeus, dengan menganggap mataharilah yang sebenarnya merupakan pusat alam semesta, bukan bumi. </div><div><br /></div><div>Dengan analogi ini Hicks hendak mengatakan bahwa teologi Ptolemeus kuno (maksudnya tentu saja orang seperti Barth, Kraemer dan lainnya) dan pertumbuhan epicycle-nya (pada Rahner, dan lainnya) yang menanggap bahwa Yesus Kristus adalah pusatnya, makin tidak mungkin menerangkan perkembangan agama-agama lain. Karena itu ia melakukan revolusi Kopernikan dalam bidang pemikiran teologi diperlukan, dengan mengganti Kekristenan (Yesus Kristus) kepada Tuhan sebagai pusat dari alam semesta iman manusia. Semua agama termasuk Kristen, melayani dan mengelili-Nya. (Ibid). </div><div><br /></div><div> Di kalangan pemikir Islam paralelisme, tafsir pluralis merupakan pengembangan secara lebih liberal dari Islam inklusif. Contohnya perbedaan antara Islam dan Kristen (dan antara agama secara umum) diterima sebagai perbedaan dalam meletakkan prioritas antara “perumusan iman” dan “pengalaman iman”. </div><div><br /></div><div>Penganut Islam pluralis-paralelis seperti Frithjof Schuon dan Seyyed Hossein Nasr, seperti dikutip Budhy Munawar-Rachman mengatakan bahwa setiap agama dasarnya distruktur oleh dua hal tersebut: perumusan iman dan pengalaman iman. Hanya saja setiap agama selalu menanggap yang satu mendahului yang kedua . Katanya, Islam mendahulukan “perumusan iman” dalam hal ini Tawhid. Dan pengalaman iman mengikuti perumusan iman tersebut. </div><div><br /></div><div>Sebaliknya agama Kristen mendahulukan pengalaman iman (dalam hal ini pengalaman akan Tuhan yang menjadi manusia pada diri Yesus Kristus, yang kemudian disimbolkan dalam sakramen misa dan ekaristi, dan perumusan iman ini mengikuti pengalaman ini, sehingga terciptalah rumusan dogmatis mengenai trinitas. Menurut mereka yang pluralis-pararelis ini, perbedaan struktur perumusan dan pengalaman iman ini hanyalah ekspresi kedua agama ini dalam merumuskan dan mengalami Tuhan yang sama. (Ibid, 49). Tentu saja paradigma pluralis-paralelis demikian ditolak oleh para pemeluk agama yang bersikap ekslusif dan inklusif. </div><div><br /></div><div> <b>V. Resolusi</b></div><div><br /></div><div> Kepincangan pemahaman publik dan pemikiran akademik perlu ditawarkan resolusi. Untuk mengeliminir disharmoni intelektual, paling tidak harus dicarikan tawaran beberapa alternatif yang perlu dipertimbangkan dalam menjembatani kepincangan pemahaman publik dan pemikiran akademik tentang pluralisme. </div><div><br /></div><div><i>Pertama</i>, bahwa harus dilihat pemahaman awal tentang makna semantik antara pluralisme dan pluralitas. Pluralisme dipahami sebagai paham menghormati kemajemukan filsafat kehidupan bersama adalah sesuatu yang afirmatif. Tetapi untuk pluralisme demikian tidak perlu dikaitkan dengan aqidah agama dan ibadah dalam beragama. </div><div><br /></div><div>Di luar itu, kata pluralitas lebih memadai untuk menggambarkan watak atau karakter sosiologis menjaga harmoni dan semangat kebersamaan sosial dalam kehidupan bersama yang memang terlahir dalam majemuk. </div><div><br /></div><div><i> Kedua</i>, wacana tentang pluralisme dan pluralitas sebaiknya tidak terlalu menonjol dalam menggesa fanatisme golongan tetapi harus fokus dan diarahkan untuk memotivasi kohesif dan interaksi sosial yang beragregasi dengan kepentingan bangsa ke depan dalam menghadapi tantangan budaya kosmopolitan dan globalisme. Dengan begitu masyarakah bhinneka tungal ika akan lebih harmonis mewujudkan hal-hal yang produktif untuk membawa dan menggesa kemajuan.</div><div><br /></div><div><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhl_PKxCiFpKK9yyf_7cLcNkszPPUowHiOUZ4wJUxndIRQJIdcC_PEj47Zs_DX9PWJpV4-HN8-awz5-gVbrP1K39z74Q-GdaOM5rrdbArTqFyWrg_vEhxg-ECB8HS-_1v60J0hv7g/" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="" data-original-height="240" data-original-width="320" height="482" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhl_PKxCiFpKK9yyf_7cLcNkszPPUowHiOUZ4wJUxndIRQJIdcC_PEj47Zs_DX9PWJpV4-HN8-awz5-gVbrP1K39z74Q-GdaOM5rrdbArTqFyWrg_vEhxg-ECB8HS-_1v60J0hv7g/w640-h482/image.png" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b>Imnati Ilyas Shofwan dan Adam Putra Shofwan di depan Istana Buckingham, Lodon, Agustus, 2004 (Foto: Dok SK)</b></td></tr></tbody></table><br /><br /></div><div><br /></div><div> <b>VI. Penutup</b> </div><div> </div><div>Kenyataan pluralitas sosiosilogis tidak selalu secara otomatis membawa kepada keberkahan dan makna yang positif kalau tidak disejalankan dengan upaya yang terus menerus untuk diarahkan kepada kehidupan bermasyarakat yang berkeadaban dan bermartabat. </div><div><br /></div><div>Upaya itu menjadi amat strategis dengan mengoptimalkan peranan perguruan tinggi sebagai realisasi tanggungjawab sosialnya terhadap masyarakat dan bangsa. Harmonisasi sosial merupakan infra struktur masyarakat untuk menjadikan pluralitas itu lebih bermakna untuk kepentingan masa kini dan masa depan. </div><div><br /></div><div>Ada hal-hal yang rawan dalam relasi pluralitas masyarakat selain masalah sosio-kultural, ekonomi dan politik. Di antaranya adalah relasi masyarakat dan agama-agama dalam konteks berteologi .
Pluralisme agama dalam wacana teologis yang dapat membawa kepada pengertian agama itu sama saja, akan membahayakan akidah suatu agama. </div><div><br /></div><div>Maka dapat dipahami, kalau MUI melarang paham pluralisme-teologis itu di Indonesia karena akan meringankan makna eksistensi akidah suatu agama bagi para pemeluknya. Akan tetapi wacana pluralis-teologis cukup signifikan untuk perkembangan ilmu pengetahuan seperti kajian terhadap berbagai filsafat temasuk dari yang paling masuk akal sampai kepada yang utopis. Bahkan mempelajari komunisme dan atheisme untuk ilmu pengetahuan adalah diperlukan untuk mengetahui jalan pemikiran dan alasan-alasan mereka. </div><div><br /></div><div> Dengan begitu akan ada kesabaran intelektual dan hati untuk meletakkan mereka yang berbeda pendapat sebagai manusia yang bebas berfikir dan tidak membawa kepada kepanikan apalagi gesekan fisik. Oleh karena itu sebaiknya wacana pluralis untuk kalangan awam tidak dikaitkan dengan cara bertawhid atau pemikiran iman atau filosofis-teologis. Wacana peluralis lebih relevan untuk mengatur kemajemukan masyarakat atau tataran sosiologis, kultural, ekonomi dan politik. Sehingga tercipta kehidupan bermasyarakat yang beradab dan bermartabat. <i>Allah a’lam bi al-shawab</i>. ***</div><div><br /></div><div>E-mail : shofwan.karim@hotmail.com.com; shofwan.karim@gmail.com 7 </div><div> </div><div><b>Daftar Kepustaakaan</b> </div><div><br /></div><div>Keputusan Fatwa MUI No. 7/Munas VII/MUI/11/2005 tentang Pluralisme, Liberalisme dan Sekularisme Agama. </div><div> </div><div>Asykuri Ibnu Chamim, dkk . 2002. Pendidikan Kewarganegaraan: Menuju Kehidupan yang Demokratis dan Berkeadaban. Yogyakarta: Diktilitbang PP Muhammadiyah-The Asia Foundation. </div><div><br /></div><div> Mohammad Hatta. 1976. Tanggungjawab Kaum Intelegensia. Jakarta: Bulan Bintang. </div><div><br /></div><div> Koentjaraningrat. 1974. Kebudayaan, Mentalitet dan Pembangunan. Jakarta: Gramedia.
T. Jacob dalam Mandiri Sianipar. 1984. “Perguruan Tinggi sebagai sumber Kader Bangsa”. Pendidikan Pilitik Bangsa. Jakarta: Sinar Harapan. </div><div><br /></div><div> M. Habid Mustopo, Ed. 1983. Ilmu Budaya Dasar: Kumpulan Essay Manusia dan Budaya. Surabaya: Usaha Nasional.
Koentjaraningrat. 1979. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: Jambatan. </div><div><br /></div><div> Parsudi Suparlan,Ed. 1984. Manusia, Kebudayaan, dan Lingkungannya: Bacaan untuk MKDU, Khususnya ISD. Jakarta: Konsorsium Antar Bidang Depdikbud dan Rajawali. </div><div><br /></div><div> Deliar Noer. 1990. Mohammad Hatta; Biografi Politik. Jakarta: LP3ES </div><div><br /></div><div> Sahar L. Hasan, Ed. 1998. Memilih Partai Islam: Visi, Misi dan Persepsi. Jakarta: Gema Insani Press. </div><div><br /></div><div> Sutopo Yuwono dalam Alfian, Ed. 1985. “Persepsi Ketahanan Nasional terhadap Kebudayaan”. Persepsi Masyarakat tentang Kebudayaan. Jakarta : Gramedia.
Tobroni-Syamsul Arifin. 1994. Islam, Pluralisme Budaya dan Politik. Yogyakarta: SI Press. </div><div><br /></div><div> Budhy Munawar-Rachman.2001. Islam Pluralis, Wacana Kesetaraan Kaum Beriman. Jakarta: Paramadina.</div><div><br /></div><div>End Note: </div><div>1 Seminar Antar Bangsa, Agama dan Pembangunan III: University Kebangsaan Malaysia-IAIN Imam Bonjol Padang-IAIN Sunan Ampel Surabaya-Universitas 17 Agustus Surabaya di Selangor, Daarul Ehsan, Malaysia, 6-7 Agustus 2007. Tanpa mengubah isi (2007), tulisan ini edit ulang, 16 September 2021. </div><div><br /></div><div> 2 Shofwan Karim adalah Lektor Kepala pada Jurusan Aqidah-Filsafat Fak. Ushuluddin IAIN Imam Bonjol Padang (Pensiun 1 Januari 2018)</div><div><br /></div><div> 3 Ke-5 fatwa lainnya itu adalah perlindungan hak kekayaan intelektual; perdukunan (kahana) dan peramalan (‘irafah); kriteria maslahat; pencabutan hak milik pribadi untuk kepentingan umum; hukuman mati dalam tindak pidana tertentu. </div><div><br /></div><div> 4 Qutran al-Hujurat, 13- <i>Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. </i></div><div><br /></div><div> 5 Quran al-Rum, 22- <i>Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui. </i></div><div><br /></div><div> 6 Quran Al-Maidah, 48- <i>Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Qur'an dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu</i>, </div><div><br /></div><div> 7 Drs. H. Shofwan Karim, MA., (2007) Dr. H. Shofwan Karim, M.A (Promosi Doktor 21 April 2008); adalah Dosen Fakultas Ushuludin IAIN Imam Bonjol Padang (Pensiun Dosen UIN IB Padang, 1 Januari 2018); Dosen Kolej Islam Muhammadiyah (KIM) Singapore; Dosen Pascasarjana UMSB. Ketua Pimpinan Wilayah Muhamamdiyah Sumbar 2000-2005; 2015-2020 dan Rektor Universitas Muhammadiyah Sumbar (UMSB) 2015-2013). Pendidikan Sarjana muda (BA) dan Sarjana Lengkap (Drs) Fakultas Tarbiyah IAIN IB padang 1976 dan 1982. Magister Artium/MA, Pascasarna (S2) IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta 1991; dan sekarang sedang menyelesaikan Pascasarjana, Program Doktor/S3 pada UIN Jakarta (Promosi Doktor 21 April 2008).</div><div><br /></div><div><b> Pengalaman yang relevan dengan relasi pluralitas</b></div><div><br /></div><div>Menjadi peserta International Visitor Programme on Grass Root Democracy di San Fransisco, CA; Washington, D.C.; Portland, MN; Hunstville dan Birmingham, AL; Abarbeque, NM dan Seattle, WA, Amerika Serikat, Mei-Juni 2005; </div><div><br /></div><div>Seminar Mambangkik Batang Tarandam: Peranan Ulama Minangkabau, KMM, Kairo, dan kunjungan perpustakaan internasional, Alexandria, Mesir, Juli 2004 . </div><div><br /></div><div>Peserta Three Face Forum Dialogue di London dan Introduction to Oxford Centre for Islamic Studies, di Oxford, Inggris, Agustus 2004; </div><div><br /></div><div>Peserta Seminar Islam serantau Asean, Kualalumpur, Agustus 2004;</div><div><br /></div><div> Penceramah, Islam di Indonesia: Perkembangan Islam dan Politik Kontemporer, Islamic Centre, Mesjid Indonesia, Long Island, New York City, Agustus 1998; </div><div><br /></div><div>Peserta World Constitution and Parliament Association Assembly IV , Andorra dan Barcelona, Spanyol, September 1996; </div><div><br /></div><div>Silaturrahim Muslim Indonesia dan Cina, Mesjid Nun Jie, Beijing, September 1995;</div><div><br /></div><div>Peserta Assembly VI World Conference on Religion and Peace, Oktober-November 1994 di Roma dan Riva del Garda, Italia; </div><div><br /></div><div>Meninjau pusat Islam Singapura, Bangkok, Hongkong , Juni 1992; </div><div><br /></div><div>Utusan KNPI pada Youth Agenda on United Nation General Assembly, New York City, September-Oktober 1988; </div><div><br /></div><div>Utusan KNPI untuk Seminar MBNS, Sremban dan Kualalumpur, Juni 1987; </div><div><br /></div><div>Participant, Group Leader dan Country Co-ordinator , Pemuda Indonesia dan Canada World Youth di Alberta, Saskachewan dan Ontario dengan Maluku, Sulawesi Tenggara dan Nusa Tenggara Timur , 1980-1985.</div></div>shofwankarim.blogspot.comhttp://www.blogger.com/profile/03877012215671288517noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-30391757.post-34019659435569386652021-09-09T14:10:00.000+07:002021-09-09T14:10:19.625+07:00Otonomi dan Perjuangan Pribumi Indian di Amerika<p> <span style="text-align: center;">Harian Independen
SINGGALANG (10):</span></p><p align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><o:p></o:p></p>
<p align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><span lang="FR">Otonomi dan Perjuangan Pribumi Indian <o:p></o:p></span></p>
<p align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">Oleh Shofwan Karim,
Ketua PWM Sumbar, <o:p></o:p></p>
<p align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">International Visitor
Leadership Program, 2005<o:p></o:p></p>
<p align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><o:p><br /></o:p></p><p align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><o:p></o:p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjt-G4YF0bRUeY3OR0JNL6nzS0olff52fY08IZvwygrqpSkGWGRff-5I0_ShYrzgwIACabZ4DXeTnocrFl6iClSh3eTq1qU_Vv7ygoYvPb39eIeMuFpd5C8qHlGYePJez6g_D3Ugg/" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="" data-original-height="480" data-original-width="640" height="482" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjt-G4YF0bRUeY3OR0JNL6nzS0olff52fY08IZvwygrqpSkGWGRff-5I0_ShYrzgwIACabZ4DXeTnocrFl6iClSh3eTq1qU_Vv7ygoYvPb39eIeMuFpd5C8qHlGYePJez6g_D3Ugg/w640-h482/image.png" width="640" /></a></div><br /><p></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;"> <i>Kanan ke kiri, Olga (Balaruz, Eropa Timur), Cathy (South Africa) Sabagala (<st1:country-region w:st="on">Uganda</st1:country-region>), Shofwan (Indonesia), Gillbert Sanchechez, Indian Amerika, Theo (Kamerun), Denis (Kamerun), Khalid (Palestine). Franklin Quijano, (Filipina) tak kelihatan. (Photo: </i><i style="text-indent: 48px;">Franklin Quijano)</i><span style="text-indent: 36pt;">.</span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;"><o:p></o:p></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> Kemarin,
Kamis (19/5/2005) kami berkunjung ke Komunitas Indigenous (Pribumi) Indian Amerika
di Pueblo. Komunitas berjarak 30 menit
bermobil dari Santa Fe, ibukota New Mexico itu di hampari dataran tinggi
gersang dengan flora seperti cemara yang tumbuh tidak merata. </p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Komunitas
berpenduduk pada awal abad ini (1904)
hanya 92 orang itu kini sudah seribu orang. <span lang="FR">Pueblo mendapat otonomi khusus dari
negara. </span>Pemimpin tertinggi, secara bersama mereka pilih langsung dan
menamakannya Gubernur. Bersamaan dengan itu, mereka
tetap ikut memilih pada Pemilu federal dan lokal Amerika. <o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">Gilbert
Sanchecz (lk 60 tahun) memaparkan banyak hal. Mereka punya aturan dan hukum
sendiri. Hanya bila ada pihak lain yang melewati tanah mereka sekitar dua juta
hektar persegi di sekitar kampungngya itu, maka akan ada kesulitan. </p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">Pemimpin
dan aktivis komunitas <st1:city w:st="on">Pueblo,</st1:city>
pendiri dan penggerak Tribal Environment Wacth Alliance itu menganggap posisi Pribumi Indian di sini, masih belum
sesuai dengan keinginan mereka. Sepertinya dia menaruh cita dan harapan kelasik sejak
200 tahun lalu. <o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">Di dalam
memori sepanjang hayat, masih tersimpan rapi, bagaimana
orang-orang kulit putih Eropa merebut tanah mereka. Bahkan karena
kepercayaan dan agama sendiri tidak mengakui bahwa suku mereka bukanlah satu keturunan dengan manusia
lainnya. <span lang="FR">Manusia Pueblo lahir dari
proses mistis dari lokasi perut bumi tanahnya sendiri. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">Ketidak puasan
merembet ke keadaan lingkungan komunitasnya. Karena itu ketika di sekitar itu
akan dibangun proyek penelitian nuklir, dia menggagas aliansi tadi. Sampai
sekarang dia berjuang ke pemerintah lokal dan pusat supaya efek nuklir, radiasi
dan pencemaran oxigin dihentikan. <span lang="FR">Ini
semua karena oxigin tidak bisa diganti, katanya. Semua itu merusak tanah,
manusia, flora, fauna di atas dan di dalam perut bumi komunitasnya. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="FR">Begitu kokohnya komunitas ini mempertahankan
tradisinya, maka untuk masuk ke kampung itu harus dengan izin khusus. Walaupun
kami sudah bertemu dengan Gillbert di sebuah rumah sekaligus kantornya agak di pinggiran kampung. Untuk masuk
pusat kampung, pun kami hanya bisa lewat dan tidak turun serta tidak boleh
memotret.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="FR"><br /></span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="FR"><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi8gLEDOAVmFpi79_fC89sGwUNVWilHPoMXAFJsWGTUKs6NfqCWwwpUGj3E1NTt7MX379ZQ_dOSknc2JJFZCc-yEiDk6txhlvNNPSKL7qEy9BcxzTyLZbBG8AH7k7T7OYG0Dzboag/" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="" data-original-height="432" data-original-width="576" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi8gLEDOAVmFpi79_fC89sGwUNVWilHPoMXAFJsWGTUKs6NfqCWwwpUGj3E1NTt7MX379ZQ_dOSknc2JJFZCc-yEiDk6txhlvNNPSKL7qEy9BcxzTyLZbBG8AH7k7T7OYG0Dzboag/w640-h480/image.png" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="text-align: justify; text-indent: 48px;"><i> Denis, Gillbert dan Shofwan</i> (Photo: Franklin).</span></td></tr></tbody></table><br /><br /></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">Karena adanya
otonomi penuh, mereka tidak dijangkau hukum federal dan negara bagian. <span lang="FR">Maka mereka bahkan mendirikan kasino,
tempat judi di beberapa tempat. </span>Padahal untuk kelompok lain tidak boleh.
Menutut kepercayaannya judi bukan haram. Mereka memiliki 6 kepercayaan yang berbeda-beda
yang mereka sebut agama indigenous. Pada dasarnya keenamnya merupakan agama
animisme dan dinamisme. Ketika akan memulai paparan tadi, dia membacakan
mantra-mantra yang kami tidak mengerti. Menurutnya itu semacam permohonan kepada arwah leluhurnya
supaya acara diskusi kami ini mendapat restu mereka. <o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">Pada ujung
sesi saya bertanya kepada Gillbert, tentang kepemimpinan spiritual mereka dalam
menggerakkan komuniti dan bagaimana pemahamannya ke depan bahwa semua mereka
sekarang adalah orang yang menjadi satu Amerika. Intinya, pemimpin di mana-mana
sama katanya. <st1:city w:st="on">Ada</st1:city>
yang baik dan ada pula yang korup . Sedangkan yang kedua, dia tetap mengatakan
bahwa secara lahiriah bisa saja mereka satu Amerika, tetapi batiniah, akan
memerlukan proses yang lama. <a href="mailto:shofwan.karim@hotmail.com">shofwan.karim@hotmail.com</a>
***<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><br /></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><o:p> </o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><o:p> </o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><o:p> </o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><o:p> </o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><o:p> </o:p></p>
<br />
<p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p>shofwankarim.blogspot.comhttp://www.blogger.com/profile/03877012215671288517noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-30391757.post-31824563441888847842020-12-29T18:52:00.001+07:002020-12-29T18:52:44.416+07:00Bedah Buku Shofwan Karim: Islam Sebagai Dasar Negara Dan 68 Tahun Meluki...<iframe width="480" height="270" src="https://youtube.com/embed/W-HJrGC7FAE" frameborder="0"></iframe>shofwankarim.blogspot.comhttp://www.blogger.com/profile/03877012215671288517noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-30391757.post-47491571410903800952020-12-21T12:57:00.001+07:002020-12-21T12:57:47.361+07:00Mentari Berkemajuan: Irman Gusman: Negara ini Terlalu Banyak Pemimpin, ...<a href="https://muhammadiyahsumbar.blogspot.com/2020/12/irman-gusman-negara-ini-terlalu-banyak.html?spref=bl">Mentari Berkemajuan: Irman Gusman: Negara ini Terlalu Banyak Pemimpin, ...</a>: Irman Gusman: Negara ini Terlalu Banyak Pemimpin, Tapi Sedikit Kepemimpinan - Faham Indonesia Irman Gusman: Negara ini Terlalu Banyak Pemi...shofwankarim.blogspot.comhttp://www.blogger.com/profile/03877012215671288517noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-30391757.post-1413768153479838782020-11-16T12:21:00.007+07:002020-11-16T17:42:01.604+07:00Tour Marie-Claude 2019-2020<a href=" https://www.youtube.com/watch?v=eyY9v4ENzcE&feature=youtu.be" target="_blank"> https://www.youtube.com/watch?v=eyY9v4ENzcE&feature=youtu.be</a><p></p><div><br /></div><div><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhEOVg3MNEJ3SoYQ2D6l77h-mWmySz_mhFY7g44QfCpnIOoZtzQ-F8bi9T-d-Ffz-Pqm_ht4CqVRG2fYjo7nQjsBRgZK5nW06Ag82KLaip27mPoVxfzxlgvWY-P4qJZrGEbrmXr1A/s1280/CWY-1982-1983.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="850" data-original-width="1280" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhEOVg3MNEJ3SoYQ2D6l77h-mWmySz_mhFY7g44QfCpnIOoZtzQ-F8bi9T-d-Ffz-Pqm_ht4CqVRG2fYjo7nQjsBRgZK5nW06Ag82KLaip27mPoVxfzxlgvWY-P4qJZrGEbrmXr1A/s320/CWY-1982-1983.png" width="320" /></a></div><br /><div><br /></div>shofwankarim.blogspot.comhttp://www.blogger.com/profile/03877012215671288517noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-30391757.post-53944667300608789222020-11-16T11:31:00.001+07:002020-11-16T11:31:14.725+07:00Prof Azyumardi Azra minta Presiden US Biden, Pendekatan Berimbang untuk Palestina<p> </p><div class="header_container" id="__reading__mode__header__container" style="margin-block-end: 0px; margin-block-start: 0px; margin-bottom: 30px; margin-inline-end: 0px; margin-inline-start: 0px; margin-left: auto; margin-right: auto; position: relative;"><div class="header_content" id="header_content_id" style="margin-block-end: 0px; margin-block-start: 0px; margin-inline-end: 0px; margin-inline-start: 0px;"><h1 class="__reading__mode__extracted__title c008" id="mainContentTitle" style="font-family: "segoe UI semibold"; font-size: 2.333rem; font-weight: normal; line-height: 1.2; margin-block-end: 0px; margin-block-start: 0px; margin: 0px 0px 0.3rem; padding: 0px;">Harapan pada Joe Biden</h1></div></div><div class="__reading__mode__mainbody" id="__reading__mode__mainbody__id" style="margin-block-end: 0px; margin-block-start: 0px; margin-inline-end: 0px; margin-inline-start: 0px; margin: 0px; padding: 0px;"><div class="__reading__mode__extracted__article__body" id="mainContainer" style="background-color: #f9f5e9; color: #333333; font-family: "Sitka Text", Georgia, Cambria, Calibri; font-size: 14.56px; margin-block-end: 0px; margin-block-start: 0px; margin-inline-end: 0px; margin-inline-start: 0px; margin: 0px; padding: 0px;"><div style="margin-block-end: 0px; margin-block-start: 0px; margin-inline-end: 0px; margin-inline-start: 0px;"><div class="jeg_inner_content" style="margin-block-end: 0px; margin-block-start: 0px; margin-inline-end: 0px; margin-inline-start: 0px;"><div class="jeg_featured featured_image" style="margin-block-end: 0px; margin-block-start: 0px; margin-inline-end: 0px; margin-inline-start: 0px;"><a href="https://asset.harianaceh.co.id/wp-content/uploads/2020/11/16050303/Harapan-pada-Joe-Biden.jpg" style="margin-block-end: 0px; margin-block-start: 0px; margin-inline-end: 0px; margin-inline-start: 0px; text-decoration-line: none !important;"><div class="thumbnail-container" style="margin-block-end: 0px; margin-block-start: 0px; margin-inline-end: 0px; margin-inline-start: 0px;"><img alt="Presiden Amerika Serikat terpilih dari partai Demokrat, Joe Biden" class="wp-post-image c006" loading="lazy" src="https://asset.harianaceh.co.id/wp-content/uploads/2020/11/16050303/Harapan-pada-Joe-Biden-750x375.jpg" style="break-inside: avoid-column; display: block; height: auto; margin-block-end: 0px; margin-block-start: 0px; margin-bottom: 20px; margin-inline-end: 0px; margin-inline-start: 0px; max-height: 50%; max-width: 100%;" title="Harapan pada Joe Biden" /></div></a></div><div class="entry-content with-share" style="margin-block-end: 0px; margin-block-start: 0px; margin-inline-end: 0px; margin-inline-start: 0px;"><div class="content-inner " style="margin-block-end: 0px; margin-block-start: 0px; margin-inline-end: 0px; margin-inline-start: 0px;"><p style="hyphens: manual; line-height: 23.296px; margin-block-end: 0px; margin-block-start: 0px; margin-bottom: 1rem; padding: 0px;"><b style="margin-block-end: 0px; margin-block-start: 0px; margin-inline-end: 0px; margin-inline-start: 0px;">Biden diharapkan dapat menjadikan AS sebagai penengah yang adil konflik Palestina.</b></p><p style="hyphens: manual; line-height: 23.296px; margin-block-end: 0px; margin-block-start: 0px; margin-bottom: 1rem; padding: 0px;">JAKARTA — Menurut sejumlah praktisi dan pengamat, harapan datang dari terpilihnya<a href="https://republika.co.id/tag/joe-biden" rel="noopener noreferrer" style="margin-block-end: 0px; margin-block-start: 0px; margin-inline-end: 0px; margin-inline-start: 0px; text-decoration-line: none !important;"> Joe Biden </a>dan Kamala Harris sebagai presiden dan wakil presiden Amerika Serikat untuk periode mendatang. Biden diharapkan dapat menjadikan AS sebagai penengah yang adil untuk konflik di Palestina dan Israel.</p><p style="hyphens: manual; line-height: 23.296px; margin-block-end: 0px; margin-block-start: 0px; margin-bottom: 1rem; padding: 0px;"><br style="margin-block-end: 0px; margin-block-start: 0px; margin-inline-end: 0px; margin-inline-start: 0px;" />“Harapannya, AS dapat kembali mendukung solusi dua negara sehingga akhirnya rancangan perjanjian abad ini yang diusulkan Presiden Donald Trump tidak lagi relevan,” kata eks duta besar Republik Indonesia untuk Yordania, Andy Rachmianto saat sesi diskusi virtual yang diadakan oleh ICWA-ESAS untuk memperingati hari nasional Palestina, hari ini (15/11).</p><p style="hyphens: manual; line-height: 23.296px; margin-block-end: 0px; margin-block-start: 0px; margin-bottom: 1rem; padding: 0px;"><br style="margin-block-end: 0px; margin-block-start: 0px; margin-inline-end: 0px; margin-inline-start: 0px;" />Pendapat sama turut disampaikan oleh Prof Azyumardi Azra, eks rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah dalam sesi diskusi tersebut.</p><p style="hyphens: manual; line-height: 23.296px; margin-block-end: 0px; margin-block-start: 0px; margin-bottom: 1rem; padding: 0px;"><br style="margin-block-end: 0px; margin-block-start: 0px; margin-inline-end: 0px; margin-inline-start: 0px;" />“Kita tentunya berharap pada presiden AS yang baru terpilih. Kita berharap dia (Biden, red) dapat menawarkan pendekatan yang lebih imbang dan adil terhadap Palestina beserta rakyat Palestina mengingat usulan yang ditawarkan Trump membuat situasi jadi memburuk,” kata Azyumardi.</p><p style="hyphens: manual; line-height: 23.296px; margin-block-end: 0px; margin-block-start: 0px; margin-bottom: 1rem; padding: 0px;"><br style="margin-block-end: 0px; margin-block-start: 0px; margin-inline-end: 0px; margin-inline-start: 0px;" />Presiden Trump mengusulkan rencana perjanjian damai, yang ia sebut sebagai perjanjian abad ini, untuk menyelesaikan konflik antara Israel dan Palestina. Namun, usulan itu ditolak oleh Palestina karena isinya yang terlalu menguntungkan Israel.</p><div class="haria-content-middle" id="haria-1916626163" style="margin-block-end: 0px; margin-block-start: 0px; margin-inline-end: 0px; margin-inline-start: 0px;"><a href="https://www.harianaceh.co.id/linkout/531934" style="margin-block-end: 0px; margin-block-start: 0px; margin-inline-end: 0px; margin-inline-start: 0px; text-decoration-line: none !important;"><img alt="AcTion BAS Mobile Banking" class="c006" loading="lazy" src="https://asset.harianaceh.co.id/wp-content/uploads/2020/11/10090302/Landscape-Besar.jpg" srcset="https://asset.harianaceh.co.id/wp-content/uploads/2020/11/10090302/Landscape-Besar.jpg 1004w, https://asset.harianaceh.co.id/wp-content/uploads/2020/11/10090302/Landscape-Besar-768x384.jpg 768w, https://asset.harianaceh.co.id/wp-content/uploads/2020/11/10090302/Landscape-Besar-360x180.jpg 360w, https://asset.harianaceh.co.id/wp-content/uploads/2020/11/10090302/Landscape-Besar-750x375.jpg 750w, " style="break-inside: avoid-column; display: block; height: auto; margin-block-end: 0px; margin-block-start: 0px; margin-bottom: 20px; margin-inline-end: 0px; margin-inline-start: 0px; max-height: 50%; max-width: 100%;" /></a></div><p style="hyphens: manual; line-height: 23.296px; margin-block-end: 0px; margin-block-start: 0px; margin-bottom: 1rem; padding: 0px;"><br style="margin-block-end: 0px; margin-block-start: 0px; margin-inline-end: 0px; margin-inline-start: 0px;" />Sementara itu, Marzuki Darusman, eks jaksa agung Republik Indonesia (1999-2001) dan ketua tim pencari fakta PBB untuk kasus Rohingya, mengatakan tantangan saat ini salah satunya tuntutan rakyat dan pemimpin Palestina masih kerap terpinggirkan di berbagai forum dunia.</p><p style="hyphens: manual; line-height: 23.296px; margin-block-end: 0px; margin-block-start: 0px; margin-bottom: 1rem; padding: 0px;"><br style="margin-block-end: 0px; margin-block-start: 0px; margin-inline-end: 0px; margin-inline-start: 0px;" />Pasalnya, perbincangan mengenai penyelesaian konflik seringkali melibatkan banyak kepentingan yang bukan hanya terkait isu HAM, tetapi juga ekonomi, sosial, dan politik negara-negara Arab di Timur Tengah. Pernyataan itu dibuktikan dari normalisasi hubungan antara Uni Emirat Arab dan Bahrain dengan Israel yang disepakati pada tahun ini.</p><p style="hyphens: manual; line-height: 23.296px; margin-block-end: 0px; margin-block-start: 0px; margin-bottom: 1rem; padding: 0px;"><br style="margin-block-end: 0px; margin-block-start: 0px; margin-inline-end: 0px; margin-inline-start: 0px;" />Oleh karena itu, ia mendukung rencana Presiden Palestina Mahmoud Abbas yang akan menggelar konferensi internasional Palestina pada 2021. Menurut Marzuki, penyelenggaraan konferensi itu dapat jadi wadah untuk mengembalikan suara Palestina, yang lama terpinggirkan, sebagai aktor utama penyelesaian konflik.</p><p style="hyphens: manual; line-height: 23.296px; margin-block-end: 0px; margin-block-start: 0px; margin-bottom: 1rem; padding: 0px;"><br style="margin-block-end: 0px; margin-block-start: 0px; margin-inline-end: 0px; margin-inline-start: 0px;" />“Penyelenggaraan konferensi akan mendudukkan kembali pertanyaan soal Palestina di ruang-ruang perdebatan dunia, yang jauh lebih penting, karena (konflik, red) di Palestina merupakan simbol masih adanya ketidakadilan di dunia yang terhubung dengan perjuangan lain di berbagai negara,” kata Marzuki dalam sesi diskusi memperingati 32 tahun kemerdekaan Palestina.</p><p style="hyphens: manual; line-height: 23.296px; margin-block-end: 0px; margin-block-start: 0px; margin-bottom: 1rem; padding: 0px;"><br style="margin-block-end: 0px; margin-block-start: 0px; margin-inline-end: 0px; margin-inline-start: 0px;" /> </p><p style="hyphens: manual; line-height: 23.296px; margin-block-end: 0px; margin-block-start: 0px; margin-bottom: 1rem; padding: 0px;">sumber : Antara</p><p style="hyphens: manual; line-height: 23.296px; margin-block-end: 0px; margin-block-start: 0px; margin-bottom: 1rem; padding: 0px;"><span style="margin-block-end: 0px; margin-block-start: 0px; margin-inline-end: 0px; margin-inline-start: 0px;"><em style="margin-block-end: 0px; margin-block-start: 0px; margin-inline-end: 0px; margin-inline-start: 0px;"><b style="margin-block-end: 0px; margin-block-start: 0px; margin-inline-end: 0px; margin-inline-start: 0px;">Sumber:</b> <a href="https://republika.co.id/berita/qjup9b313/harapan-pada-joe-biden" rel="noopener" style="margin-block-end: 0px; margin-block-start: 0px; margin-inline-end: 0px; margin-inline-start: 0px; text-decoration-line: none !important;">Republika</a></em></span></p><div><span style="margin-block-end: 0px; margin-block-start: 0px; margin-inline-end: 0px; margin-inline-start: 0px;"><br /></span></div></div></div></div></div></div><div style="background-color: #f9f5e9; color: #333333; font-family: "Sitka Text", Georgia, Cambria, Calibri; font-size: 14.56px; margin-block-end: 0px; margin-block-start: 0px; margin-inline-end: 0px; margin-inline-start: 0px;"></div></div>shofwankarim.blogspot.comhttp://www.blogger.com/profile/03877012215671288517noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-30391757.post-85099203877452116452020-11-12T10:38:00.001+07:002020-11-12T10:38:17.359+07:00Tari RATOEH JAROE MtsN3 Jkt untuk International Festival Spanyol . Putri...<iframe style="background-image:url(https://i.ytimg.com/vi/XvGFnjoATWg/hqdefault.jpg)" width="480" height="270" src="https://www.youtube.com/embed/XvGFnjoATWg" frameborder="0"></iframe>shofwankarim.blogspot.comhttp://www.blogger.com/profile/03877012215671288517noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-30391757.post-88665669192560400692020-11-03T13:06:00.000+07:002020-11-03T13:06:02.344+07:00Pidato Presiden di SU PBB New York 22 September 2020<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_bHLqhhPwauC4-8M75EOBSl6MR95hNQ2u-1s7_8Mt5nT5ySi7XD-zcuu3nZATJ-CwQncx4sytee33DO2nApiMdTcBjyiSsu0QKtZ17zEUGbCHxBCb1ofXbl1EndjIRh2tYe_IQA/s468/Jokowi-PBB-22-09-2020.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="351" data-original-width="468" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_bHLqhhPwauC4-8M75EOBSl6MR95hNQ2u-1s7_8Mt5nT5ySi7XD-zcuu3nZATJ-CwQncx4sytee33DO2nApiMdTcBjyiSsu0QKtZ17zEUGbCHxBCb1ofXbl1EndjIRh2tYe_IQA/s320/Jokowi-PBB-22-09-2020.jpg" width="320" /></a></div><br /><div><br /></div><div><br /></div><div><br /></div>Pidato Presiden Republik Indonesia Y.M. Joko Widodo pada Sesi Debat Umum Sidang Majelis Umum ke-75 Perserikatan Bangsa-Bangsa New York, 22 September 2020 <div><br /></div><div>Pidato Presiden Republik Indonesia
Y.M. Joko Widodo
Sidang Majelis Umum ke-75 Perserikatan Bangsa-Bangsa <div><br /></div><div> Yang Mulia Presiden Majelis Umum PBB,
Yang Mulia Sekretaris Jenderal PBB, Yang Mulia Para Pemimpin Negara-Negara Anggota PBB <div><br /></div><div>Tahun ini genap 75 tahun usia PBB.
75 tahun yang lalu, PBB dibentuk agar perang besar, Perang Dunia kedua, tidak terulang kembali.
75 tahun yang lalu, PBB dibentuk agar dunia bisa lebih damai, stabil, dan sejahtera.
Karena perang tidak akan menguntungkan siapapun.
Tidak ada artinya sebuah kemenangan dirayakan di tengah kehancuran.
Tidak ada artinya menjadi kekuatan ekonomi terbesar di tengah dunia yang tenggelam.
Pimpinan Sidang yang terhormat,
Di usia PBB yang ke-75 ini kita patut bertanya, apakah dunia yang kita impikan tersebut sudah tercapai?
Saya kira jawaban kita sama: belum. </div><div><br /></div><div>Konflik masih terjadi di berbagai belahan dunia.
Kemiskinan dan bahkan kelaparan masih terus dirasakan.
Prinsip-prinsip Piagam PBB dan hukum internasional kerap tidak diindahkan, termasuk penghormatan terhadap kedaulatan dan integritas wilayah.
Kita semua prihatin melihat situasi ini.
Keprihatinan kita menjadi semakin besar di saat pandemi COVID-19 ini.
Di saat seharusnya kita semua bersatu padu, bekerjasama melawan pandemi, yang justru kita lihat adalah masih terjadinya perpecahan dan rivalitas yang semakin menajam. </div><div><br /></div><div>Padahal, kita seharusnya bersatu padu, selalu menggunakan pendekatan win-win pada hubungan antar-negara yang saling menguntungkan.
Kita tahu dampak pandemi ini sangat luar biasa, baik dari sisi kesehatan, maupun sosial ekonomi.
Kita juga paham virus ini tidak mengenal batas negara.
No one is safe until everyone is.
Jika perpecahan dan rivalitas terus terjadi, maka saya khawatir, pijakan bagi stabilitas dan perdamaian yang lestari akan goyah atau bahkan akan sirna. </div><div><br /></div><div>Dunia yang damai, stabil dan sejahtera semakin sulit diwujudkan.
Yang Mulia,
Tahun ini Indonesia juga merayakan kemerdekaan yang ke-75 tahun.
Dan sudah menjadi tekad kami, Indonesia terus berkontribusi bagi perdamaian dunia sesuai amanah konstitusi.
Indonesia akan terus memainkan peran sebagai bridge builder, sebagai bagian dari solusi.
Secara konsisten, komitmen ini terus dijalankan Indonesia, termasuk saat Indonesia duduk sebagai anggota Dewan Keamanan PBB. </div><div><br /></div><div>Spirit kerja sama akan selalu dikedepankan Indonesia. Spirit yang menguntungkan semua pihak tanpa meninggalkan satu negara pun.
No one, no country should be left behind.
Persamaan derajat inilah yang ditekankan oleh Bapak Bangsa Indonesia, Soekarno, Bung Karno, saat Konferensi Asia Afrika di Bandung tahun 1955 yang menghasilkan Dasa Sila Bandung.
Hingga kini, prinsip Dasa Sila Bandung masih sangat relevan termasuk penyelesaian perselisihan secara damai, pemajuan kerja sama, dan penghormatan terhadap hukum internasional. </div><div><br /></div><div>Palestina adalah satu-satunya negara yang hadir di Konferensi Bandung yang sampai sekarang belum menikmati kemerdekaannya.
Indonesia terus konsisten memberikan dukungan bagi Palestina untuk mendapatkan hak-haknya.
Di kawasan kami sendiri, bersama negara-negara ASEAN lainnya, Indonesia terus menjaga Asia Tenggara sebagai kawasan yang damai, stabil, dan sejahtera. </div><div><br /></div><div>Pada hari jadinya yang ke-53, 8 Agustus 2020 yang lalu, ASEAN kembali menegaskan komitmennya untuk terus menjaga perdamaian dan stabilitas kawasan.
Spirit kerja sama dan perdamaian inilah yang kemudian didorong Indonesia ke kawasan yang lebih luas, kawasan Indo-Pasifik, melalui ASEAN Outlook on the Indo-Pacific.
Yang Mulia,
Melihat situasi dunia saat ini, ijinkan saya menyampaikan beberapa pemikiran: </div><div><br /></div><div>Yang pertama, PBB harus senantiasa berbenah diri, melakukan reformasi, revitalisasi dan efisiensi.
PBB harus dapat membuktikan bahwa multilateralism delivers, termasuk pada saat terjadinya krisis.
PBB harus lebih responsif dan efektif dalam menyelesaikan berbagai tantangan global.
Dan kita semua memiliki tanggung jawab untuk terus memperkuat PBB, agar PBB tetap relevan dan semakin kontributif, sejalan dengan tantangan zaman.
PBB bukanlah sekedar sebuah gedung di kota New York, tapi sebuah cita-cita dan komitmen bersama seluruh bangsa untuk mencapai perdamaian dunia dan kesejahteraan bagi generasi penerus.
Indonesia memiliki keyakinan yang tidak tergoyahkan terhadap PBB dan multilateralisme.
Multilateralisme adalah satu-satunya jalan yang dapat memberikan kesetaraan. </div><div><br /></div><div>Kedua, collective global leadership harus diperkuat.
Kita paham bahwa dalam hubungan antar negara, dalam hubungan internasional, setiap negara selalu memperjuangkan kepentingan nasionalnya.
Namun jangan lupa, kita semua memiliki tanggung jawab untuk kontribusi menjadi bagian dari solusi bagi perdamaian, stabilitas, dan kesejahteraan dunia.
Di sinilah dituntut peran PBB untuk memperkokoh collective global leadership.
Dunia membutuhkan spirit kolaborasi dan kepemimpinan global yang lebih kuat untuk mewujudkan dunia yang lebih baik. </div><div><br /></div><div>Ketiga, kerja sama dalam penanganan COVID-19 harus kita perkuat, baik dari sisi kesehatan maupun dampak sosial ekonominya.
Vaksin akan menjadi game changer dalam perang melawan pandemi.
Kita harus bekerja sama untuk memastikan bahwa semua negara mendapatkan akses setara terhadap vaksin yang aman dan dengan harga terjangkau. </div><div><br /></div><div>Untuk jangka panjang, tata kelola ketahanan kesehatan dunia harus lebih diperkuat.
Ketahanan kesehatan dunia yang berbasis pada ketahanan kesehatan nasional akan menjadi penentu masa depan dunia.
Dari sisi ekonomi, reaktivasi kegiatan ekonomi secara bertahap harus mulai dilakukan, dengan melakukan koreksi terhadap kelemahankelemahan global supply chains yang ada saat ini.
Aktivasi ekonomi harus memprioritaskan kesehatan warga dunia.
Dunia yang sehat, dunia yang produktif, harus menjadi prioritas kita.
Semua itu dapat tercapai jika kita semua bekerja sama….bekerja sama…dan bekerja sama.
Mari kita memperkuat komitmen, dan konsisten menjalankan komitmen untuk selalu bekerjasama.
Demikian, terima kasih. </div><div><br /></div><div> Sumberer:
https://kemlu.go.id/thehague/id/news/8543/pidato-presiden-republik-indonesia-ym-joko-widodo-pada-sesi-debat-umum-sidang-majelis-umum-ke-75-perserikatan-bangsa-bangsa-new-york-22-september-2020</div></div></div>shofwankarim.blogspot.comhttp://www.blogger.com/profile/03877012215671288517noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-30391757.post-17537833130054068372020-10-27T20:37:00.004+07:002020-10-27T20:37:42.795+07:00Otonomi dan Perjuangan Pribumi Indian <p> </p><p><!--[if gte mso 9]><xml>
<o:OfficeDocumentSettings>
<o:AllowPNG/>
</o:OfficeDocumentSettings>
</xml><![endif]--></p><p><!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves/>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>AR-SA</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:EnableOpenTypeKerning/>
<w:DontFlipMirrorIndents/>
<w:OverrideTableStyleHps/>
</w:Compatibility>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--></p><p><!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="false"
DefSemiHidden="false" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="371">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 5"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 6"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 7"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 8"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Normal Indent"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="footnote text"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="annotation text"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="header"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="footer"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index heading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="table of figures"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="envelope address"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="envelope return"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="footnote reference"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="annotation reference"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="line number"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="page number"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="endnote reference"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="endnote text"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="table of authorities"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="macro"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="toa heading"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Bullet"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Number"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List 5"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Bullet 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Bullet 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Bullet 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Bullet 5"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Number 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Number 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Number 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Number 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Closing"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Signature"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Body Text"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Body Text Indent"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Continue"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Continue 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Continue 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Continue 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Continue 5"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Message Header"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Salutation"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Date"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Body Text First Indent"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Body Text First Indent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Note Heading"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Body Text 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Body Text 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Body Text Indent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Body Text Indent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Block Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="Hyperlink"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="FollowedHyperlink"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Document Map"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Plain Text"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="E-mail Signature"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Top of Form"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Bottom of Form"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Normal (Web)"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Acronym"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Address"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Cite"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Code"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Definition"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Keyboard"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Preformatted"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Sample"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Typewriter"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Variable"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Normal Table"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="annotation subject"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="No List"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Outline List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Outline List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Outline List 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Simple 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Simple 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Simple 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Classic 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Classic 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Classic 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Classic 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Colorful 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Colorful 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Colorful 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Columns 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Columns 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Columns 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Columns 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Columns 5"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Grid 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Grid 5"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Grid 6"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Grid 7"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Grid 8"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table List 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table List 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table List 5"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table List 6"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table List 7"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table List 8"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table 3D effects 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table 3D effects 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table 3D effects 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Contemporary"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Elegant"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Professional"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Subtle 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Subtle 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Web 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Web 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Web 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Balloon Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Theme"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" QFormat="true"
Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" QFormat="true"
Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" QFormat="true"
Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" QFormat="true"
Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" QFormat="true"
Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" QFormat="true"
Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="41" Name="Plain Table 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="42" Name="Plain Table 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="43" Name="Plain Table 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="44" Name="Plain Table 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="45" Name="Plain Table 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="40" Name="Grid Table Light"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46" Name="Grid Table 1 Light"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="Grid Table 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="Grid Table 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="Grid Table 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="Grid Table 5 Dark"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51" Name="Grid Table 6 Colorful"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52" Name="Grid Table 7 Colorful"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="Grid Table 1 Light Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="Grid Table 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="Grid Table 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="Grid Table 4 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="Grid Table 5 Dark Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="Grid Table 6 Colorful Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="Grid Table 7 Colorful Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="Grid Table 1 Light Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="Grid Table 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="Grid Table 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="Grid Table 4 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="Grid Table 5 Dark Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="Grid Table 6 Colorful Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="Grid Table 7 Colorful Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="Grid Table 1 Light Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="Grid Table 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="Grid Table 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="Grid Table 4 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="Grid Table 5 Dark Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="Grid Table 6 Colorful Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="Grid Table 7 Colorful Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="Grid Table 1 Light Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="Grid Table 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="Grid Table 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="Grid Table 4 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="Grid Table 5 Dark Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="Grid Table 6 Colorful Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="Grid Table 7 Colorful Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="Grid Table 1 Light Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="Grid Table 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="Grid Table 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="Grid Table 4 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="Grid Table 5 Dark Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="Grid Table 6 Colorful Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="Grid Table 7 Colorful Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="Grid Table 1 Light Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="Grid Table 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="Grid Table 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="Grid Table 4 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="Grid Table 5 Dark Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="Grid Table 6 Colorful Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="Grid Table 7 Colorful Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46" Name="List Table 1 Light"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="List Table 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="List Table 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="List Table 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="List Table 5 Dark"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51" Name="List Table 6 Colorful"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52" Name="List Table 7 Colorful"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="List Table 1 Light Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="List Table 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="List Table 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="List Table 4 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="List Table 5 Dark Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="List Table 6 Colorful Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="List Table 7 Colorful Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="List Table 1 Light Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="List Table 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="List Table 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="List Table 4 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="List Table 5 Dark Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="List Table 6 Colorful Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="List Table 7 Colorful Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="List Table 1 Light Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="List Table 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="List Table 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="List Table 4 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="List Table 5 Dark Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="List Table 6 Colorful Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="List Table 7 Colorful Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="List Table 1 Light Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="List Table 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="List Table 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="List Table 4 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="List Table 5 Dark Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="List Table 6 Colorful Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="List Table 7 Colorful Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="List Table 1 Light Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="List Table 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="List Table 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="List Table 4 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="List Table 5 Dark Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="List Table 6 Colorful Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="List Table 7 Colorful Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="List Table 1 Light Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="List Table 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="List Table 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="List Table 4 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="List Table 5 Dark Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="List Table 6 Colorful Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="List Table 7 Colorful Accent 6"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--></p><p><!--[if !mso]><object
classid="clsid:38481807-CA0E-42D2-BF39-B33AF135CC4D" id=ieooui></object>
<style>
st1\:*{behavior:url(#ieooui) }
</style>
<![endif]-->
</p><p align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">Harian Independen
SINGGALANG (10):</p>
<p align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><span lang="FR" style="mso-ansi-language: FR;">Otonomi dan Perjuangan Pribumi Indian </span></p>
<p align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">Oleh Shofwan Karim,
Ketua PWM Sumbar, </p>
<p align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">International Visitor
Leadership Program, 2005</p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Kemarin,
Kamis (19/5) kami berkunjung ke Komunitas Indigenous (Pribumi) Indian Amerika
di Pueblo.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Komunitas berjarak 30 menit
bermobil dari Santa Fe, ibukota New Mexico itu di hampari dataran tinggi
gersang dengan flora seperti cemara yang tumbuh tidak merata. Komunitas
berpenduduk pada<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>awal abad ini (1904)
hanya 92 orang itu kini sudah seribu orang. <span lang="FR" style="mso-ansi-language: FR;">Pueblo<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>mendapat otonomi khusus dari
negara. </span>Pemimpin tertinggi secara bersama mereka pilih langsung dan
menamakannya gubernur.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Bersamaan, mereka
tetap ikut memilih pada Pemilu federal dan local Amerika.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span><span style="mso-tab-count: 1;"> </span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">Gilbert
Sanchecz (lk 60 tahun) memaparkan banyak hal. Mereka punya aturan dan hukum
sendiri. Hanya bila ada pihak lain yang melewati tanah mereka sekitar dua juta
hektar persegi di sekitar kampungngya itu, maka akan ada kesulitan. Pemimpin
dan aktivis komunitas Pueblo
pendiri dan penggerak Tribal Environment Wacth Alliance itu menganggap<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>posisi Pribumi Indian di sini, masih belum
sesuai dengan keinginan mereka. Sepertinya dia menyimpan dendam kelasik sejak
200 tahun lalu. </p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">Di dalam
memori mereka masih tersimpan rapi bagaimana<span style="mso-spacerun: yes;">
</span>orang-orang kulit putih Eropa merebut tanah mereka. Mereka bahkan karena
kepercayaan dan agama sendiri tidak mengakui bahwa<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>suku mereka bukan satu keturunan manusia
lainnya. <span lang="FR" style="mso-ansi-language: FR;">Manusia Pueblo lahir dari
proses mistis dari lokasi perut bumi tanahnya sendiri. </span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">Ketidak puasan
merembet ke keadaan lingkungan komunitasnya. Karena itu ketika di sekitar itu
akan dibangun proyek penelitian nuklir, dia menggagas aliansi tadi. Sampai
sekarang dia berjuang ke pemerintah local dan pusat supaya efek nuklir, radiasi
dan pencemaran oxigin dihentikan. <span lang="FR" style="mso-ansi-language: FR;">Ini
semua karena oxigin tidak bisa diganti, katanya. Semua itu merusak tanah,
manusia, flora, fauna di atas dan di dalam perut bumi komunitasnya. </span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="FR" style="mso-ansi-language: FR;">Begitu kokohnya komunitas ini mempertahankan
tradisinya, maka untuk masuk ke kampung itu harus dengan izin khusus. Walaupun
kami sudah bertemu dengan Gillbert di<span style="mso-spacerun: yes;">
</span>sebuah rumah sekaligus kantornya agak dipinggiran kampung, untuk masuk
pusat kampung pun kami hanya bisa lewat dan tidak turun serta tidak boleh
memotret.</span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">Karena adanya
otonomi penuh, mereka tidak dijangkau hukum federal dan negara bagian. <span lang="FR" style="mso-ansi-language: FR;">Maka mereka bahkan mendirikan kasino,
tempat judi di beberapa tempat. </span>Padahal untuk kelompok lain tidak boleh.
Menutut kepercayaannya judi bukan haram. Mereka memiliki 6 kepercayaan yang berbeda-beda
yang mereka sebut agama indigenous. Pada dasarnya keenamnya merupakan agama
animisme dan dinamisme. Ketika akan memulai paparan tadi, dia membacakan
mantra-mantra yang kami tidak mengerti. Menurutnya<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>itu semacam permohonan kepada arwah leluhurnya
supaya acara diskusi kami ini mendapat restu mereka. </p><p>
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;">Pada ujung sesi saya bertanya kepada Gillbert, tentang
kepemimpinan spiritual mereka dalam menggerakkan komuniti dan bagaimana
pemahamannya ke depan bahwa semua mereka sekarang adalah orang yang menjadi
satu Amerika. Intinya, pemimpin di mana-mana sama katanya. Ada yang baik dan ada pula yang korup .
Sedangkan yang kedua, dia tetap mengatakan bahwa secara lahiriah bisa saja
mereka satu Amerika, tetapi batiniah, akan memerlukan proses yang lama.</span></p><p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjZAbE1VqOAjjaRyTPzRQsNSloXDpm8I6IU0E1HTrBaTh5y2PNoAU0-T2yOhA8kLrkSm_Hn0ZGnsnUrw4Wtj43Ea4lMW5Bd6whM_gyzS_ebYN5ojzsWJkBbJv_GGLTmooT7_xEmyw/s640/2.+Santa+Fe-2005-IVLP.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="480" data-original-width="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjZAbE1VqOAjjaRyTPzRQsNSloXDpm8I6IU0E1HTrBaTh5y2PNoAU0-T2yOhA8kLrkSm_Hn0ZGnsnUrw4Wtj43Ea4lMW5Bd6whM_gyzS_ebYN5ojzsWJkBbJv_GGLTmooT7_xEmyw/s320/2.+Santa+Fe-2005-IVLP.jpg" width="320" /></a></div><div style="text-align: left;"><span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;"> </span> Kiri ke Kanan, <i>Denis, Gillbert
danShofwan Karim</i><br /></div><div><div><p></p><p><span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;"> </span></p><p><span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;"><br /></span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi9cbNMe9zBAbQuw92cTrzqgWJ9Ih2EvjwmnSDaS5m3lBNyvDHMudtEH46Y-CIGytGrcZEG0-oa2MJySE9jPvxJIgd5Vm8Zs_d2o0xHkUVQ07C6GdpDwr6UL7ARUjqBTy4CBcxcpg/s640/Santa+Fe-2005-IVLP.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="480" data-original-width="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi9cbNMe9zBAbQuw92cTrzqgWJ9Ih2EvjwmnSDaS5m3lBNyvDHMudtEH46Y-CIGytGrcZEG0-oa2MJySE9jPvxJIgd5Vm8Zs_d2o0xHkUVQ07C6GdpDwr6UL7ARUjqBTy4CBcxcpg/s320/Santa+Fe-2005-IVLP.jpg" width="320" /></a></div><p></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;"><span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;"><!--[if gte mso 9]><xml>
<o:OfficeDocumentSettings>
<o:AllowPNG/>
</o:OfficeDocumentSettings>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves/>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>AR-SA</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:EnableOpenTypeKerning/>
<w:DontFlipMirrorIndents/>
<w:OverrideTableStyleHps/>
</w:Compatibility>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="false"
DefSemiHidden="false" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="371">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 5"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 6"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 7"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 8"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Normal Indent"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="footnote text"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="annotation text"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="header"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="footer"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index heading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="table of figures"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="envelope address"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="envelope return"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="footnote reference"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="annotation reference"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="line number"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="page number"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="endnote reference"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="endnote text"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="table of authorities"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="macro"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="toa heading"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Bullet"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Number"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List 5"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Bullet 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Bullet 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Bullet 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Bullet 5"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Number 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Number 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Number 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Number 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Closing"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Signature"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Body Text"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Body Text Indent"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Continue"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Continue 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Continue 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Continue 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Continue 5"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Message Header"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Salutation"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Date"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Body Text First Indent"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Body Text First Indent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Note Heading"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Body Text 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Body Text 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Body Text Indent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Body Text Indent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Block Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="Hyperlink"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="FollowedHyperlink"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Document Map"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Plain Text"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="E-mail Signature"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Top of Form"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Bottom of Form"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Normal (Web)"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Acronym"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Address"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Cite"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Code"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Definition"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Keyboard"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Preformatted"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Sample"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Typewriter"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Variable"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Normal Table"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="annotation subject"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="No List"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Outline List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Outline List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Outline List 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Simple 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Simple 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Simple 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Classic 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Classic 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Classic 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Classic 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Colorful 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Colorful 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Colorful 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Columns 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Columns 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Columns 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Columns 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Columns 5"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Grid 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Grid 5"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Grid 6"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Grid 7"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Grid 8"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table List 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table List 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table List 5"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table List 6"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table List 7"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table List 8"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table 3D effects 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table 3D effects 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table 3D effects 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Contemporary"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Elegant"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Professional"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Subtle 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Subtle 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Web 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Web 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Web 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Balloon Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Theme"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" QFormat="true"
Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" QFormat="true"
Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" QFormat="true"
Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" QFormat="true"
Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" QFormat="true"
Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" QFormat="true"
Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="41" Name="Plain Table 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="42" Name="Plain Table 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="43" Name="Plain Table 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="44" Name="Plain Table 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="45" Name="Plain Table 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="40" Name="Grid Table Light"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46" Name="Grid Table 1 Light"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="Grid Table 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="Grid Table 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="Grid Table 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="Grid Table 5 Dark"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51" Name="Grid Table 6 Colorful"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52" Name="Grid Table 7 Colorful"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="Grid Table 1 Light Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="Grid Table 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="Grid Table 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="Grid Table 4 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="Grid Table 5 Dark Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="Grid Table 6 Colorful Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="Grid Table 7 Colorful Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="Grid Table 1 Light Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="Grid Table 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="Grid Table 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="Grid Table 4 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="Grid Table 5 Dark Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="Grid Table 6 Colorful Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="Grid Table 7 Colorful Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="Grid Table 1 Light Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="Grid Table 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="Grid Table 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="Grid Table 4 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="Grid Table 5 Dark Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="Grid Table 6 Colorful Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="Grid Table 7 Colorful Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="Grid Table 1 Light Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="Grid Table 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="Grid Table 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="Grid Table 4 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="Grid Table 5 Dark Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="Grid Table 6 Colorful Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="Grid Table 7 Colorful Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="Grid Table 1 Light Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="Grid Table 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="Grid Table 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="Grid Table 4 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="Grid Table 5 Dark Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="Grid Table 6 Colorful Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="Grid Table 7 Colorful Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="Grid Table 1 Light Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="Grid Table 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="Grid Table 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="Grid Table 4 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="Grid Table 5 Dark Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="Grid Table 6 Colorful Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="Grid Table 7 Colorful Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46" Name="List Table 1 Light"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="List Table 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="List Table 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="List Table 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="List Table 5 Dark"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51" Name="List Table 6 Colorful"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52" Name="List Table 7 Colorful"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="List Table 1 Light Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="List Table 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="List Table 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="List Table 4 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="List Table 5 Dark Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="List Table 6 Colorful Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="List Table 7 Colorful Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="List Table 1 Light Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="List Table 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="List Table 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="List Table 4 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="List Table 5 Dark Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="List Table 6 Colorful Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="List Table 7 Colorful Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="List Table 1 Light Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="List Table 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="List Table 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="List Table 4 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="List Table 5 Dark Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="List Table 6 Colorful Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="List Table 7 Colorful Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="List Table 1 Light Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="List Table 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="List Table 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="List Table 4 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="List Table 5 Dark Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="List Table 6 Colorful Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="List Table 7 Colorful Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="List Table 1 Light Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="List Table 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="List Table 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="List Table 4 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="List Table 5 Dark Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="List Table 6 Colorful Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="List Table 7 Colorful Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="List Table 1 Light Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="List Table 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="List Table 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="List Table 4 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="List Table 5 Dark Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="List Table 6 Colorful Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="List Table 7 Colorful Accent 6"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if !mso]><object
classid="clsid:38481807-CA0E-42D2-BF39-B33AF135CC4D" id=ieooui></object>
<style>
st1\:*{behavior:url(#ieooui) }
</style>
<![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin-top:0cm;
mso-para-margin-right:0cm;
mso-para-margin-bottom:8.0pt;
mso-para-margin-left:0cm;
line-height:107%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri",sans-serif;
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:Arial;
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}
</style>
<![endif]--></span></span><i>Kiri ke kanan,
Olga (Balaruz, Eropa), Nona Afrika, Sabagala (Uganda), Shofwan Karim (Indonesia), Gillbert
Sanchechez, Indian Amerika, Theo (Kamerun), Denis (Kamerun), Khalid
(Palestina).</i> Foto: Franklin Quijano, Filipina). </p>
<p><span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;"> </span></p><p><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin-top:0cm;
mso-para-margin-right:0cm;
mso-para-margin-bottom:8.0pt;
mso-para-margin-left:0cm;
line-height:107%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri",sans-serif;
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:Arial;
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}
</style>
<![endif]--></p></div></div>shofwankarim.blogspot.comhttp://www.blogger.com/profile/03877012215671288517noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-30391757.post-29707703844319461612020-10-24T22:12:00.002+07:002020-10-24T22:12:42.429+07:00Kepariwisataan Nanjing yang Menjual (5)<p><span style="background-color: #eeeeee; color: #ff00fe;"> </span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="background-color: #eeeeee; color: #ff00fe;"><br /></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="background-color: #eeeeee; color: #ff00fe;"><br /></span></div><span style="background-color: #eeeeee; color: #ff00fe;"><br /><br /><br /></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="background-color: #eeeeee; color: #ff00fe;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjVXLSWtel3Bk_lE0C8nRs6JHaDHs4E0ENT6mNatoVTHINeUEYzJLsv0Xo6PzTRQZ2uXhdzlV_kWK5ww5r9P10Vvzdibi58N9PIs-hQ093oLmLtvsOsC4F98ue22ridBTguP7HxrA/s1600/GreatWall-China.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjVXLSWtel3Bk_lE0C8nRs6JHaDHs4E0ENT6mNatoVTHINeUEYzJLsv0Xo6PzTRQZ2uXhdzlV_kWK5ww5r9P10Vvzdibi58N9PIs-hQ093oLmLtvsOsC4F98ue22ridBTguP7HxrA/s320/GreatWall-China.JPG" /></a></span></div><span style="background-color: #eeeeee; color: #ff00fe;"><br /><br /></span><p></p><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 3pt solid rgb(79, 129, 189); padding: 0cm;">
<h1 align="center" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; text-align: center;"><span style="background-color: #eeeeee; color: #ff00fe;">Catatan perjalan dari China (5):<o:p></o:p></span></h1>
<h1 align="center" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; text-align: center;"><span style="background-color: #eeeeee; color: #ff00fe;">Kepariwisataan Nanjing yang Menjual<o:p></o:p></span></h1>
<h1 align="center" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; text-align: center;"><span style="background-color: #eeeeee; color: #ff00fe;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></h1>
<h1 align="center" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; text-align: center;"><span style="background-color: #eeeeee; color: #ff00fe;">Oleh Shofwan Karim <o:p></o:p></span></h1>
</div>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="background-color: #eeeeee; color: #ff00fe;">Ada
bermacam kategori kunjungan ke suatu Negara. Mulai dari kunjungan sosial
budaya, kunjungan bisnis, kunjungan poliitik, pemerintahan, kenegaraan,
kunjungan keluarga, kunjungan ilmiah, kunjungan jurnalistik, <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>konferensi, seminar, simpoisum, studi dan
kunjungan wisata. Walaupun kunjungan wisata (<i>tourism</i>) disebutkan satu
kategori, namun di dalam praktiknya semua kategori kunjungan tadi mengandung
makna kepariwisataan.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="background-color: #eeeeee; color: #ff00fe;">Setiap
pebisnis, setiap pejabat, setiap ilmuwan, setiap budayawan atau siapa pun yang
berkunjung untuk kepentingan apa saja ke suatu negeri selalu ingin menyempatkan
diri melihat keunikan, cagar budaya, tempat bersejarah, atraksi budaya, museum,
perpustakaan, <i>shoping centre</i>, restoran, taman, universitas, tempat
ibadah,<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>dan seterusnya. Semuanya itu <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>pada dasarnya merupakan <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>wujud nyata kepariwisataan. Pokoknya substansi
dasarnya adalah setiap perjalanan ke suatu tempat dan peristiwa yang memberi kesentosaan,
kebahagiaan dan kenyamanan, bolehlah disebut peristiwa wisata.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="background-color: #eeeeee; color: #ff00fe;">Tentu
saja ada kelebihan dan kekurangan setiap negara, provinsi atau kota dalam
mengelola industri wisata yang tidak pernah kehilangan pasarnya. Krisis
ekononomi dan keuangan global yang tengah berjalan <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>ini, tampak belum banyak pengaruhnya kepada
penurunan angka kunjungam wisata ke berbagai tempat di berbagai belahan dunia.
Hal itu<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>bisa saja terjadi karena setiap
wisatawan sudah merencanakan jauh hari dengan bujet yang sudah disiapkan pula.
Bahkan tiket perjalanan dari satu titik ke titik lain,<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>akomodasi hotel, visa kunjungan dan lainnya,
sudah jauh hari dipesan dan dipastikan. Sulitnya lagi, meski tiba-tiba datang
krisis, seperti sekarang ini, maka biaya (seperti biaya tiket penerbangan) yang
sudah dibayar tidak bisa diambil lagi.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="background-color: #eeeeee; color: #ff00fe;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Setiap pengunjung atau wisatawan tentu tidak
selalu dapat memenuhi semua hasratnya karena keterbatasan dana, waktu dan
tenaga. Apa yang penulis alami bersama isteri di Nanjing salah satu di
antaranya, adalah mustahil untuk merasa puas dalam segala hal.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Yang penting atas kelebihan dan kekurangan
Nanjing, kami merasa bahagia. Kalau ada kekuarangan, tentu saja tidak
mengurangi hasrat untuk berkunjung ke berbagai <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>negeri di bermacam sudut <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>dunia. <span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="background-color: #eeeeee; color: #ff00fe;">Kelebihan
Nanjing adalah sistem teransportasi kota.<span style="mso-spacerun: yes;">
</span>Dari satu bagian <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>ke wilayah lain
dapat dicapai dengan taksi, bus kota dan metro atau kereta bawah tanah. Untuk
taksi kecuali yang mangkal di hotel, semuanya adalah taksi resmi dengan argo
meter yang dapat diminta kwitansi pembayarannya termasuk slip bayaran <i>highway</i>
atau <i>tall</i> bebas hambatan yang membentang dari utara ke selatan dan dari
barat ke timur.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="background-color: #eeeeee; color: #ff00fe;">Naik
bus cukup nyaman, semua beralat pendingin (AC) dan seperti bus di berbagai kota
Eropa dan Amerika, bagi yang berlangganan tinggal menggesek kartu bermagnit
atau membayar ke kotak pintu masuk sebesar 2 Yuan. Harga 2 Yuan (1 Yuan
kira-kira setara dengan Rp. 1500) berlaku pula untuk ke mana-mana dari satu
stasiun ke stasiun lain kereta bawah tanah atau metro.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Untuk kualitas pisik<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>bus dan <i>shelter</i> (halte) turun naik,
kalah bagus dari transportasi <span style="mso-spacerun: yes;"> </span><i><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>busway</i> di Jakarta.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="background-color: #eeeeee; color: #ff00fe;">Metro
atau kereta bawah tanah di Nanjing yang mulai operasi sejak 2005 terutama untuk
menyambut iven Olimpic lalu teridiri atas line 1 dan 2 yang membujur dari utara
ke selatan dan dari barat ke timur. Lumayan memadai. tentu tidak sebersih,
seindah dan sebagus MRT di Singapura dan metro di Hongkong dan Tokyo. Kira-kira
sama dengan<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>kereta bawah tanah yang juga
disebut Tube di London, Inggris dan Subway di Tororonto, Kanada atau New York
City, Amerika.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Yang agak
mencengangkan<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>penulis adalah pengaturan <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>dan pemeliharaan toilet atau WC. Memang tidak
semua tempat bersih. Tetapi di tempat-tempat wisata seperti pusat sejarah,
taman dan gedung pelayanan publik cukup baik dan bersih yang selalu dijaga dan
dibersihkan oleh petugas berbaju seragam. Mungkin kunjungan beberapa pejabat
eksekutif dan legislative Indonesia keluar negeri dapat mengambil pelajaran
untuk kebijakan soal sepele tetapi amat penting ini. Di negeri kita, jarang
sekali objek wisata yang memiliki fasilitas WC yang memadai. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="background-color: #eeeeee; color: #ff00fe;">Selain
itu, cara pemerintah kota Nanjing, departemen pariwisata memelihara dan memoles
serta memberi makna terhadap pusat wisata <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>atau <i>point of interest</i>-nya <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>sudah hampir menyamai <i>heritage</i> dan pusat-pusat
wisata di Negara maju lainnya. Pada dasarnya dunia wisata di sini dibagi kepada
<i>Cultural tour Line</i> dan <i>Leisure Paradise</i>, serta <i>Shopping
Paradise</i>.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Yang pertama tadi dibagi
kepada 10 objek dengan sekitar 200 titik penting “point of interest”, mulai
dari tempat bersejarah masa lalu, pusat-pusat Dinasti Ming, Dinasti Tang, Bangunan
Kuomintang, Klenteng Konghucu, pusat-pusat pendidikan dan ilmu pengetahuan,
taman-taman, danau dan sungai. Untuk yang <i>kedua</i>, bernuansa pusat keramaian
dan hiburan serta aktrasi budaya dan pertunjungan ada 13 objek dengan sekitar
250 titik kegiatan, suasana dan tontonan. Dan <i>ketiga</i> tentulah hal-hal
yang berbau dunia belanja dan pusat bisnis, perdagangan, pameran, etalese
industri visualiasi produksi. Ini mempunyai 12 objek dengan sekitar 200-an
titik minat pula. Di sini ada pusat belanja terbesar beberapa puluh buah. Ada<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>museum sutra dan proses pembuatannya yang
menjadi kebanggaan China sejak 3000 (tiga ribu) tahun lalu. Pusat jajan dengan
produk makan minuman seperti ratusan jenis minuman the, makanan dan restoran
yang amat kaya dan bervariasi. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="background-color: #eeeeee; color: #ff00fe;">Eksplorasi
sejarah untuk wisata cukup menarik pula. Tokoh-tokoh China masa lalu seperti,
DR. Sun Yat-sen, dibuatkan<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Musoleumnya.
Tempat itu dikemas sedemikian rupa sehingga mengingatkan pengunjung akan
peranan yang amat besar tokoh ini bagi China Nasionalis. Ini mengingatkan
penulis akan Arche de Triump gerbang kemenangan Charles D’Gaull di persimpangan
12 Champ de Lyse, tengah kota Paris. Untuk Jenderal Chiang Kai-sek dan
tokoh-tokoh lainnya dibuatkan diorama dan animasi serta imitasinya seperti yang
dibuat Inggris di London dengan Madame Tueso-nya. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="background-color: #eeeeee; color: #ff00fe;">Sebenarnya
kita bisa pula membuat hal yang sama tapi tidak serupa dengan Nanjing, Paris
atau London. Misalnya kerajaan Minangkabau di Pagaruyung dengan segala kejayaan
masa lalunya baik <i>heritage</i> artifak benda bersejarah atau sejarah dan
kisah masa lau yang panjang itu untuk repleksikan
pula sekarang. Yang lain dan sederhana misalnya, pantai Air Manis dengan Batu Malinkundang
yang sekarang perlu dirawat dan dibuat diorama serta visualisasinya. Yang agak
nyata misalnya Benteng “lubang” Jepang di Bukittinggi, dipoles lagi dengan
kisah dan asesori yang memberi inspirasi dan ingatan masa lalu. Belum lagi Koto
Gadang dengan kerajinan perak, Pandai Sikek dengan kerajinan songket,
Silungkang, Kurai Taji atau Sulaman Apek Angkek. Baruak Pariaman diatraksikan
atau bagaimana membuat “karupuak sanjai” di visualiasikan dan praktikkan. Memang ada bagian-bagian yang hanya mitos atau mungkin dunia khayalan Tetapi para turis atau wisatawa sudah merasa terbang ke masa lalu
yang jauh sehingga memanggil imajinasinya yang bermakna. Pertanyaannya, maukah
kita ?***</span><span style="color: #ffc000;"><o:p></o:p></span></p>shofwankarim.blogspot.comhttp://www.blogger.com/profile/03877012215671288517noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-30391757.post-23727133376597324282020-10-24T22:04:00.006+07:002020-10-24T22:04:58.231+07:00Muslim Cina Berbahasa Arab (China.4)<p> </p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj8vyDG_wafghnutyM8uqYWtdtMcx2KJr5kuMcuWYa5vywZwr716HCs-iDmZIdBCOTTyGaOGRzdK2mgo6If0_geZfUYe5CbbJ3c6ZpSQE3zIlUQ-ufWgENiklQlAo4iAkgUkqqYTQ/" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="" data-original-height="576" data-original-width="768" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj8vyDG_wafghnutyM8uqYWtdtMcx2KJr5kuMcuWYa5vywZwr716HCs-iDmZIdBCOTTyGaOGRzdK2mgo6If0_geZfUYe5CbbJ3c6ZpSQE3zIlUQ-ufWgENiklQlAo4iAkgUkqqYTQ/" width="320" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg6xF_cZenUyakAuH6fgtNMIioiS5LdKUC_UcFAvz3uq0rJO8-4LB3WUU3EjRNtm3SvBO6BCbI6QzUpKqJbMkavQd87imioWdb889wM60RmKts4HIO-Id1vE8LM2xoPvriYxfK9qA/" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="" data-original-height="194" data-original-width="259" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg6xF_cZenUyakAuH6fgtNMIioiS5LdKUC_UcFAvz3uq0rJO8-4LB3WUU3EjRNtm3SvBO6BCbI6QzUpKqJbMkavQd87imioWdb889wM60RmKts4HIO-Id1vE8LM2xoPvriYxfK9qA/" width="320" /></a></div><br /><br /></div><br /><p></p><p class="MsoTitle">Muslim Cina <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Berbahasa
Arab (China.4)<o:p></o:p></p>
<p align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">Oleh Shofwan Karim<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Nanjing (Singgalang, 23/10/2008).
<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Kemarin, di Mausoleum DR. Sun
Yat-sen, di sudut lain Nanjing, setelah mendaki jalan besar yang disetiap level
ada gedung dan gerbang pada tingkatan lapangan ketiga, penulis dan isteri
bertemu Muslim Cina. Seorang ayah membawa dua orang anaknya. Kami <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>mengenal Shafia yang memakai jilbab.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Tak tahan untuk menyapa mula-mula kami
berbahasa Inggris. Tetapi Ahmad, putra sang bapak yang sedang mengupas buah
apel, langsung menyambut dengan Bahasa Arab. Muhammad, sang Ayah, kemudian meminta
kami ikut makan apel yang dikupas anaknya. Semua dalam bahasa Arab. <o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Tentu saja ini suatu yang
menghibur dan bersyukur. Ingatan melayang ke nostalgia <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>kuliah<span style="mso-spacerun: yes;">
</span>di Jurusan Bahasa Arab IAIN di awal pernikahan kami dulu. Upaya
Berbahasa Arab ini di Universitas Muhammadiyah sekarang tengah diprogramkan
dengan kerjasama Asian Muslim Charity Foundation. UMSB, di samping memiliki 7
fakultas umum: ekonomi, hukum, pendidikan, teknik, pertanian, kehutanan dan
kesehatan, di Padang, Padang Panjang, Bukitting dan Payakumbuh, pada fakultas
ilmu agama Islam di Padang,<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>kini sedang
bersemangat melaksanakan<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>program Studi Islam
dan Bahasa Arab Mahad Zubair Ibn Awwam di tempat terpisah: mahasiswa di Kampus
Pasir Kandang dan mahasiswi <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>di Kampus
Ulak Karang, Padang.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Soal bahasa memang banyak kendala
bagi orang asing di China. Hanya satu-dua orang saja pelayan dan petugas<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>publik yang pandai berbahasa Inggris. Sejak
dari Bandara Nanking berjarak 60 km dari kota Nanjing, sopir taksi membisu
seribu bahasa. Payahnya lagi, mereka juga tidak pandai membaca aksara latin. Mereka
hanya paham aksara kanji. Celakanya nasib yang <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>sama ditemui<span style="mso-spacerun: yes;">
</span>di hotel. Hanya satu-dua petugas resepsionis dan pelayan resto dan
bell-boy hotel <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>yang pandai<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>berkomunikasi dalam internasional ini. Karena
itu bahasa isyarat (tarzan) sering dipakai oleh pengunjung Nanjing.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Ini mungkin suatu isyarat bahwa di China,
sebagaimana juga di Jepang, Korea dan Perancis, bahasa Inggris tidak terlalu
disukai. Bedanya kalau di Perancis, mereka hanya memang tidak suka tetapi
mengerti bahasa Inggris. Sementara di Nanjing memang mereka tidak suka dan
tidak mengerti sama sekali. Atau mereka sebenarnya tidak memerlukan turis
berbahasa Inggeris karena turis domistik dan China perantauan yang jumlahnya
mungkin hampir sepertiga penduduk bumi dapat mereka layani dengan bahasa
Mandarin internasional itu. <o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Kembali ke Muslim China tadi, maka
ingatan penulis melesat ke hampir seribu tahun lalu ketika Islam mulai merambah
keluar jazirah Arabia. Apa lagi di kalangan kaum muslimin popular hadis yang
sering dikutip : “tuntutlah ilmu hingga sampai ke negeri China”. Sesaat ingatan
ini singgah ke sebuah pusara di sekitar Masjid Niujie ibu kota China Beijing.
Di situ, tahun 1995, berkisahlah Imam <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Masjid Niuije, selesai <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>kami shalat zuhur. Imam<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>tadi membentangkan <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>kisah Masjid ini dan pernik sejarah Islam.
Imam tadi menunjukkan kepada kami (di antarnya Buya Bagindo Letter dan Uda
Yonda Djabar) bahwa satu pusara di taman Masjid itu adalah pusara <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>sahabat Rasulullah bernama Sa’ad Ibn Waqas. <o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Sahabat Nabi ini dianggap utusan
resmi ke China pada<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>tahun 650 M. Inilah
tahun mula sejarah masuknya Islam ke China. Dinasti Tang dengan Maharaja
Gaozong yang memerintah kala itu menerima utusan resmi ini. Karena dianggap
suatu agama yang sejajar dengan Konfusius, maka didirikanlah Masjid sebagai
penghormatan. Mungkin masjid Niujie Bejing tadi salah satu hadiah maharaja di
masa lalu. Sayangnya untuk kunjungan kali ini ke China, di wilayah selatan-timur
2 jam terbang dari<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Beijing, kami tidak
sempat berkunjung ke salah satu Masjid yang terletak di Jalan Shengzhou yang
berhadapan dengan resto cepat saji KFC di sudut lain Nanjing.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Sampai hari ini, jumlah kaum
muslimin di China diperkirakan ada 100-120 juta atau mendekati 9-10<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>persen dari 1.3 milyar lebih<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>orang penduduk Republik Rakyat China hari
ini. Beberapa suku bangsa Muslim di China yang popular adalah<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Suku Tang, Song, Ming, Yuan, Qing. Menurut
sumber lain (<a href="http://njowo.multiply.com/journal">http://njowo.multiply.com/journal</a>),
Republik Rakyat China memiliki 56 suku, dengan suku bangsa Han yang<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>mayoritas. Hanya<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>bangsa Han kebanyakan tidak beragama dan
sebagian kecilnya menganut Budha, Tao dan belakangan ini ada yang Nashrani.
Sedangkan suku yang memeluk agama Islam mayoritas<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>tinggal diwilayah bagian Barat Laut, Timur
Laut dan bagian Utara Tiongkok, seperti provinsi Gansu, Qinghai, Daerah Otonomi
Ningxia dan Daerah Otonomi Xinjiang (4 daerah mayoritas), Propinsi Shaanxi,
Yunan, bagian barat daerah otonomi Mongolia, begitu pula di Taiwan dan Ibukota
Beijing. Secara kasar oleh orang asing yang tidak belajar kebudayaan Tiongkok
menggangap bangsa Tionghoa dalah orang Han saja, tapi suku minoritas lainnya
adalah juga<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>bangsa Tionghoa. Artinya
kaum muslimin dari berbagai suku tadi<span style="mso-spacerun: yes;">
</span>juga adalah bangsa Tionghoa***<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p> </o:p></p>shofwankarim.blogspot.comhttp://www.blogger.com/profile/03877012215671288517noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-30391757.post-44012859624378700972020-10-24T22:02:00.002+07:002020-10-24T22:02:37.702+07:00Yang Resah dan yang Tak Peduli (dari China.2)<p> </p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhNQW6h5duaSqvOxG79vZjSEv3vIa3G9adWQXdq85baE5jVPLuQMmlc2s02Wb6vEiCHdw0hR0sl9kNe2iZCf56KUJg8QzZggJKvn31JY6gldao-na5UtYzjuzWrEeCVDo2pbVoekw/" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="" data-original-height="194" data-original-width="259" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhNQW6h5duaSqvOxG79vZjSEv3vIa3G9adWQXdq85baE5jVPLuQMmlc2s02Wb6vEiCHdw0hR0sl9kNe2iZCf56KUJg8QzZggJKvn31JY6gldao-na5UtYzjuzWrEeCVDo2pbVoekw/" width="320" /></a></div><br /><p></p><div style="border-bottom: double #943634 3.0pt; border: none; mso-border-bottom-alt: thin-thick-small-gap #943634 3.0pt; mso-element: para-border-div; padding: 0cm 0cm 1.0pt 0cm;">
<h1>Yang<span style="mso-spacerun: yes;"> R</span>esah dan yang Tak Peduli (dari
China.2)<span style="mso-tab-count: 1;"> </span><o:p></o:p></h1>
</div>
<p align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">Oleh Shofwan Karim<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Nanjing, November 2008. Di tengah
badai krisis finansial global saat ini, tulisan di media penuh dengan kabar tak
nyaman. Negeri kawasan <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Timur dan Selatan
China, termasuk Jiangshu dan Hongkong sedang goyang. Sejak sekarang sampai tiga
bulan ke depan, diperkirakan 2,5 juta orang <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>berhenti bekerja di pusat-pusat wilayah industri<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>yang dulu amat dipuji pendiri Republik China
DR. Sun Yat-sen (1911-1949) sebagai wilayah pegunungan yang indah, tanah yang
subur dan sungai mengalirkan air dalam dan jernih<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>. Di kawasan geografis dan zona ekonomoni
Yangtze River Delta ini beberapa pabrik industri menghadapi gejolak hebat. Ini
dampak krisis golobal yang menimpa hampir semua Negara di Barat dan di Timur
dewasa ini. Keadaan itu membuat generasi muda tak nyaman. Beberapa calon
sarjana yang bakal tamat<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>diterpaksa
mengulum <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>perasaan gundah gulana . Mereka
berhati rusuh karena lapangan kerja bukan saja semakin sulit, <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>bahkan<span style="mso-spacerun: yes;">
</span>saudara mereka yang sudah bekerja pun <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>banyak yang akan dan sudah <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>menganggur. <o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Di ibukota provinsi Jiangshu yang
dicapai setelah 2 jam terbang arah ke utara dari Hongkong <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>ini, siang kemarin, sehari penuh penulis dan
isteri berkeliling kampus Universitas Nanjing. Beberapa mahasiswa asyik membaca,
berdiskusi dan ada yang mengernyitkan dahi. Khusus bagi yang ketiga tadi adalah
mereka yang bakal<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>rampung studi di
semester ini. Mereka sedang berfikir keras untuk masa depan karena lapangan
kerja yang bakal sulit. Di kampus yang menampung sekitar 30 ribu mahasiswa-mahasiswi
dari berbagai wilayah China ini, masih banyak yang punya optimisme. Maka ketika
soal krisis ini saya tanyakan kepada mereka, masih ada yang mampu terrsenyum
karena mereka masih tahun pertama dan kedua. Dapat ditebak mereka <span style="mso-spacerun: yes;"> </span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>merasa
bahwa masa depan masih jauh dan mungkin tidak kelabu. Bagaimana pun seakan ada
yang <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>berkata bahwa suatu waktu, badai
pasti akan berlalu. Mudah-mudahan saja keadaan buruk ini tidak akan begitu
lama. <o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Bagi mereka yang tak peduli
dengan krisis ini, konsentrasi belajar tidaklah buyar. Di bawah rindangnya
hutan kampus, duduk di bangku kayu panjang tertata rapi, mereka membuka buku
sambil <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>mengklik computer browsing
internet. Kampus yang penulis jelajahi hampir 3 jam dengan jalan kaki itu,
amatlah sejuk dan teduh. Kampus ini seperti sebuah kota kecil penuh taman dan
beberapa lapangan terbuka. Dari pintu masuk Timur setelah keluar dari metro
kereta bawah tanah stasiun Gulou arah ke Barat ke gerbang utama kampus, tampak para
mahasiswa dan dosen jalan kaki dan bersepeda. Tak lebih dari bilangan lima jari
sebelah tangan<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>jumlah mobil yang parkir
terpencar di kampus ini. Tidak sekalipun tampak lewat sepeda motor. Kampus yang
kelihatan dipenuhi oleh orang yang berjalan dari satu gedung ke gedung lainnya
terkesan sunyi dari suara kenderaan dan asap mesin motor. Di kampus yang ditata
sedemikian rupa ini<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>tidak <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>tampak<span style="mso-spacerun: yes;">
</span>bangunan gedung <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>baru. Walau tidak
setua usia kota Nanjing yang dibangun mulai tahun 495 Sebelum Masehi ini,
gedung-gedung itu kelihatannya sudah lama sekali. Gedung-gedung diselimuti <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>berbagai jenis tumbuhan yang melekat di dinding
yang menambah hijaunya hutan rawatan antara satu gedung dengan gedung lain
disela-sela <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>taman dan lapangan lainnya.
Kampus yang terletak hampir di tengah-tengah kota Nanjing yang berpenduduk<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>7,5 juta orang ini, memisahkan agak jauh
gedung akademik, pusat riset, perkantoran dan ruang kuliah dengan apartemen
asrama dan pusat kegiatan mahasiswa atau Student Centre.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Penulis agak lama berputar-putar
di kawasan asrama mahasiswa ini. Di situ ada sekitar 20 gedung bangunan apartemen
mahasiswa, pusat kegiatan dan kantin atau ruangan makan minum, serta pusat
kesehatan mahasiswa. Asrama mahasiswa dan mahasiswi terpisah berseberangan.
Kelihatan pertanda bedanya asrama mahasiswa dan mahasiswi dari jenis jemuran di
depan kabin masing-masing pada gedung-gedung antara 5 sampai sepuluh tingkat
itu. Di kantin berlantai 5, dalam<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>aula
maha luas itulah sekitar 10 ribu mahaiswa atau sepertiga dari jumlah total<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>para penuntut ilmu itu yang tinggal di asrama
kampus ini memenuhi hajat perut mereka. Tentu saja mimpi penulis sejak 2 tahun
lalu<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>menggarap program<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Kementerian Perumahan RI untuk rumah susun
sewa mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sumbar makin menggebu. Meskipun mimpi
itu masih <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>tetap mimpi. Mimpi di tengah
krisis global di antara mereka yang resah dan yang tidak peduli. Kedua protipe
orang ini tenttulah ada <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>di mana-mana,
tentu termasuk di negeri kita. ***(Shofwan Karim)<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p>shofwankarim.blogspot.comhttp://www.blogger.com/profile/03877012215671288517noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-30391757.post-14511010930611836092020-10-24T21:54:00.002+07:002020-10-24T21:54:21.207+07:00Shalat di Bandara International Hongkong (1)<p> </p><div style="border-bottom: double #943634 3.0pt; border: none; mso-border-bottom-alt: thin-thick-small-gap #943634 3.0pt; mso-border-bottom-themecolor: accent2; mso-border-bottom-themecolor: accent2; mso-border-bottom-themeshade: 191; mso-border-bottom-themeshade: 191; mso-element: para-border-div; padding: 0cm 0cm 1.0pt 0cm;">
<h1><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhzJDLihAEH8Do-WYHMDBT9riAWjnyie0K12cH-Xjbnl3SBIX2j2GeslbvK_f0jJQg9hGoIVTIaGhbTuUIi-61KPtKqsD9G3P3-qd74CoHL8hKVEfBuZEHA4orXbgGPGowwfY2Rww/" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="" data-original-height="183" data-original-width="275" height="213" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhzJDLihAEH8Do-WYHMDBT9riAWjnyie0K12cH-Xjbnl3SBIX2j2GeslbvK_f0jJQg9hGoIVTIaGhbTuUIi-61KPtKqsD9G3P3-qd74CoHL8hKVEfBuZEHA4orXbgGPGowwfY2Rww/" width="320" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi9py-1IusXxOTqAb9-ovk-N0lLG1gLwH8emKSyCDUPzjNQOBLeStNbt6iTcC5YnoLIV404inJ1YF0dOPTwhiLjJUis7GDnEQyAid-UcpcGVW8IVTKNqUZeYSFcJJvUS7IFZjn9_A/" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="" data-original-height="316" data-original-width="320" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi9py-1IusXxOTqAb9-ovk-N0lLG1gLwH8emKSyCDUPzjNQOBLeStNbt6iTcC5YnoLIV404inJ1YF0dOPTwhiLjJUis7GDnEQyAid-UcpcGVW8IVTKNqUZeYSFcJJvUS7IFZjn9_A/" width="243" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg7hWgD2MT2OUiLpvubq8kX9w4ZZJM-NffN0NRK93WVn2HxvszT2Zs_7EUmYwCeHnDdMJAxzSfDtcl5aZ-J3hkZMFCZUcMFJ0_DND8O0ecLlDXhrOjmeIQG781RnkWqnv7G-Kx1lQ/" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="" data-original-height="194" data-original-width="259" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg7hWgD2MT2OUiLpvubq8kX9w4ZZJM-NffN0NRK93WVn2HxvszT2Zs_7EUmYwCeHnDdMJAxzSfDtcl5aZ-J3hkZMFCZUcMFJ0_DND8O0ecLlDXhrOjmeIQG781RnkWqnv7G-Kx1lQ/" width="320" /></a></div><br /><br /></h1><h1>Pengalaman Shalat di Bandara Internasional Hongkong<o:p></o:p></h1>
<h1><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>by Shofwan Karim. <o:p></o:p></h1>
<h1>Hongkong, (Singgalang, 19/10/2008). <o:p></o:p></h1>
</div>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><o:p> </o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">Selain
di negara negara Islam atau mayoritas penduduk Muslim, fasilitas untuk
menunaikan ibadah shalat tentulah menjadi<span style="mso-spacerun: yes;">
</span>perhatian<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>musafir muslim.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Setiap waktu shalat datang, yang dicari
adalah<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>tempat sujud ini. Pengalaman ini,
penulis ulangi hari ini, Ahad, 19/10 pukul 16.00 (WK) di Hongkong<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Terminal 1. Dengan isteri, kami celangak
celenguk mencari kemungkinan tempat yg satu ini. Tiba-tiba Imnati, ibu 3 putra
dan 1<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>putri saya menunjuk satu tanda
orang duduk antara dua sujud. Benar saja, ketika kami buka pintu kaca di bawah
tanda itu, rupanya seseorang shalat di dalam ruangan kira-kira 6 kali 5 meter
itu. <o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">Alhamdulillah,
maksud sampai. Kami langsung masuk, berwuduk dan menggelar sajadah yang
tersedia didalam sebuah lemari luks dan rapi di sudutnya. Di sudut lain ada
tempat wuduk yg bersih dan kerannya otomatis mencurat, ketika tangan atau
anggota wuduk yg lain didekatkan ke bawahnya. Kami menjadi makmum untuk shalat
jamak qashar Zuhur n Asar kepada seorang lelaki.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Kemudian datang lagi seorang perempuan
menjadi makmum lainnya. Dalam ramah tamah setelah salam, ternyata imam kami
adalah Muhammad, mahasiswa Accounting Adelaide University Australia. Dia
berasal dari Mekkah, Saudi Arabia. <o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 115%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">Bandara Internasional Hongkong yg baru beberapa tahun di
bangun cukup moderen<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>ini, rupanya telah
didesain dan dibangun sedemikian rupa untuk mengakomodasi kepentingan ummat
Islam yg keluar masuk Bandara ini.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Seingat
penulis, selain di Bandara negeri Muslim, tidak banyak Bandara di dunia yg
menyediakan fasiltas seperti ini. Pada tahun 1996, pengalaman penulis di
Bandara Frankfurt, Jerman juga ada ruangan untuk menunaikan ibadah shalat ini.
Tetapi di situ dipakai oleh semua agama. Di dalam ruangan kecil yg lebih sempit
dari yg di Hongkong ini, waktu itu (1996) ada patung Budha, ada Patung Yesus
dan Konghucu, serta sajadah shalat dan Alqur'an serta beberapa perlengkapan
ibadah agama lain. <o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 115%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">Di Bandara Hongkong, ruangan shalat ini tidak bercampur dg
tempat ibadah agama lain yg dan tempatnya yg laim belum penulis temukan.
Mungkin otoritas Bandara Hongkong mengambil pelajaran kepada negara Muslim yg
menyediakan fasiltas seperti ini. Di negeri Muslim pun fasilitas semacam ini,
seperti Indonesia tergolong baru. Seingat penulis, sejak zaman Pak Azwar Anas
menjadi Menhub RI akhir<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>80-an barulah
tempat ibadah ini disediakan.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Inilah
agaknya<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>salah satu bentuk respon positif
dunia internasional terutama otoritas Bandara memberikan apresiasi yg memadai
kepada ummat Islam yg dalam bermacam kepentingan terbang dari satu tempat ke
tempat lain baik lokal, nasional,<span style="mso-spacerun: yes;">
</span>internasional dan interkontinental. Islam dan umat Muslim rupanya makin
menikmati ibadahnya dg mudah. Hanya saja di Bandingkan dengan di Bandara
Internasional Minangkabau, yg shalat di BI Hongkong memang tidak terlalu
banyak, sehingga kebersihan dan kenyamanan lebih memadai dibandingkan di
kampung kita ini.***<o:p></o:p></p>shofwankarim.blogspot.comhttp://www.blogger.com/profile/03877012215671288517noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-30391757.post-87893984545177024102020-10-23T14:21:00.001+07:002020-10-23T14:21:43.638+07:00Shofwan Karim IVLP USA April-May 2005<iframe width="459" height="344" src="https://www.youtube.com/embed/-vAPt3BOBU4" frameborder="0"></iframe>shofwankarim.blogspot.comhttp://www.blogger.com/profile/03877012215671288517noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-30391757.post-65024520061900985732020-09-11T22:33:00.001+07:002020-09-11T22:33:24.503+07:004 PPIK CWY JCM 1980-1981<iframe allowfullscreen="" frameborder="0" height="270" src="https://www.youtube.com/embed/KwqyYwpgQ2w" width="480"></iframe>shofwankarim.blogspot.comhttp://www.blogger.com/profile/03877012215671288517noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-30391757.post-87746147372983825242020-09-11T21:47:00.001+07:002020-09-11T21:47:38.925+07:005 CWY JCM PPIK 19841985<iframe allowfullscreen="" frameborder="0" height="270" src="https://www.youtube.com/embed/-DZvXmdaO_s" width="480"></iframe>shofwankarim.blogspot.comhttp://www.blogger.com/profile/03877012215671288517noreply@blogger.com0